[ad_1]
MediajambiNews.com – Suasana unik Shalat Tarawih di Mesjid Riyadhul Abidin, di Kelurahan Ulu Gedong, Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi, yang terendam banjir kini viral.
Bahkan, masuk dalam siaran berita di salah satu Chanel televisi berbahasa Inggris, Sea Today.
Video berita Chanel tersebut saat ini viral di medsos terutama di WhatsApp grup. “Sholat Taraweh dimasjid di Jambi Kota Seberang, ditengah suasana banjir yg lama belum surut… Masuk TV Amerika,” begitu informasi yang beredar.
Sebelumnya suasana masyarakat menggunakan baju Koko berperahu, lalu menambatkan perahu di depan mesjid,dan melaksanakan sholat tarawih viral lewat video di akun TikTok @kausaradinata.
Masuk dalam Chanel televisi (Sc)
Video momen tersebut menarik perhatian warganet karena terbilang unik dan berbeda. Biasanya orang berjalan kaki ke mesjid, namun di seberang kota Jambi ini harus berperahu di malam hari pula.
Video ini ditonton oleh lebih dari 5 juta orang dan mendapat komen dari jutaan netizen. “Kalau biasanya pulang taraweh nyari sandal, disini nyari perahu,” tulis salah satu netizen yang menilai keunikannya.
Beragam komentar netizen, ada yang prihatin, kagum, dan senang. Ada pula yang heran karena banyak orang memiliki perahu disana. Bahkan tidak sedikit yang ingin ikut merasakan vibes shalat tarawih disana.
Banyak juga netizen yang memberikan semangat kepada warga setempat dan mengatakan pahalanya pasti lebih besar.
Selama bulan Ramadhan 1445 H ini, warga di Kecamatan Danau Teluk dan sekitarnya memang terpaksa harus menggunakan perahu untuk aktivitas sehari harinya, termasuk melaksanakan sholat wajib maupun sholat tarawih di Mesjid.
Pasalnya sejak tiga bulan lalu, air merendam jalan dan halaman rumah penduduk di seberang Kota Jambi itu.
Bagi warga setempat, meski dikepung banjir tidak menghalangi langkah mereka untuk beribadah.
Walau harus ke mesjid menggunakan perahu, tetap mereka jalankan. Dan rutinitas ibadah di bulan Ramadhan, seperti tarawih dan tadarusan tetap berjalan seperti biasa.
Tidak hanya ke mesjid, banyak aktivitas lainnya terpaksa mereka lakukan menggunakan perahu, termasuk untuk belanja ke warung.
[ad_2]
Source link