[ad_1]
Jakarta, CNBC Indonesia – Dinamika politik dalam negeri semakin memanas menjelang Pemilihan Umum 2024 (pemilu) yang termasuk pemilihan presiden (pilpres), yang rencananya akan dilaksanakan pada Rabu (14/02/2024) atau 11 hari mendatang. Sejumlah aspek menjadi fokus perhatian, salah satunya adalah data terkait partai pemenang dari setiap provinsi di luar pulau Jawa – Bali, meski DPT menunjukkan dominasi suara masih dari pulau tersebut.
Sebagai informasi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pemilu 2024 ini sebanyak 204.807.222 pemilih. Data menunjukkan mayoritas suara masih dikuasai pulau Jawa – Bali dengan 59% atau 118,6 juta pemilih, sedangkan luar Jawa – Bali 41% atau 83,5 juta pemilih.
Provinsi yang memiliki DPT terbesar diantaranya Jawa Barat sebanyak 35,7 juta, Jawa Timur 31,4 juta, Jawa Tengah 28,2 juta suara, Sumatera Utara 10,8 juta, dan Banten 8,8 juta pemilih. Sumatera Utara merupakan satu-satunya provinsi di luar pulau Jawa – Bali yang termasuk dalam lima besar DPT terbesar, berada di urutan ke-3
Penting untuk diperhatikan setiap partai pemenang dari suatu provinsi dengan DPT yang besar artinya memiliki basis suara dukungan yang besar. Dalam setiap pemilu, peran partai politik (parpol) menjadi salah satu kunci dalam meraih kemenangan.
Meskipun demikian, partai dengan suara terbesar belum tentu bisa memastikan kemenangan calon pemimpin yang diusungnya. Justru, parpol yang berhasil mengusung calon dengan elektabilitas tertinggi seringkali mampu meningkatkan dukungan dan suara yang diterima.
Pentingnya peta suara tergambar dalam kategorisasi Dapil atau wilayah-wilayah tertentu. Penguasaan suara di wilayah-wilayah strategis menjadi kunci penentu kemenangan suatu partai politik. Perludem (Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi) menyampaikan pandangan ahli yang menyebutkan, perolehan suara partai yang lebih tinggi dari calon legislatif memberikan kekuasaan mutlak pada partai untuk menentukan perolehan kursi.
Aturan sebuah partai untuk dapat memperoleh kursi sedikitnya mampu mencapai ambang batas threshold 4%. Data menunjukkan hanya terdapat 9 partai yang dapat tembus ke Senayan berdasarkan hasil Pileg 2019.
Meski luar Jawa – Bali bukanlah wilayah dengan penduduk terpadat, wilayah ini memiliki peran suara yang cukup besar apabila digabungkan. Perolehan suara di luar pulau Jawa sudah mendorong sebuah partai memenuhi persyaratan untuk lolos parlemen.
Provinsi terpenting di luar Jawa yang memiliki suara terbesar diantaranya adalah Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Aceh, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, dan Riau.
PDIP menjadi partai penguasa dari total suara provinsi di luar Jawa – Bali, bahkan mencapai 8,8 juta suara. Partai terkuat ini juga mengusung calon presiden Ganjar Pranowo dengan wakilnya Mahfud MD.
Golkar berada di posisi kedua dari keseluruhan suara di provinsi luar pulau Jawa – Bali. Partai yang mendukung kubu Prabowo-Gibran ini memiliki suara yang cukup kuat di provinsi Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Total perolehan suara mencapai 7,5 juta di luar Jawa – Bali.
Gerindra berada di urutan keempat dengan suara mencapai 6,8 juta di luar Jawa – Bali pada Pileg 2019. Partai yang dipimpin capres Prabowo ini memiliki keunggulan suara di pulau Sumatera.
NasDem berada di peringkat keempat secara mengejutkan dengan perolehan 6,5 juta suara. Partai yang mengusung capres Anies Baswedan ini menguasai suara di 4 provinsi luar Jawa – Bali yaitu NTT, Papua, Papua Barat, dan Sulawesi Tengah.
Sebagai catatan, capres Ganjar berasal dari partai PDIP yang berkoalisi dengan partai parlemen Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Anies berasal dari partai NasDem dan Cak Imin dari PKB ditambah dukungan partai parlemen PKS. Prabowo Subianto merupakan capres yang diusung Gerindra dengan dukungan partai parlemen Golkar, Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Kekuatan suara sebuah parpol juga dapat diperkuat dengan strategi mengusung calon presiden dan wakil presiden yang memiliki keterkaitan historis dengan wilayah-wilayah tertentu. Dengan begitu, suara di Daerah Pemilihan asal pasangan calon tersebut dapat lebih mudah terangkat.
Data di atas menunjukkan pemenang partai politik di masing-masing provinsi pada 2019. Data historis menunjukkan parpol pemenang pemilu sulit digeser karena sejumlah faktor, seperti tradisi kuat di daerah setempat. Namun, pemenang bisa saja berubah pada pemilu 2024, salah satunya diakibatkan adanya pemilih baru.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mza/mza)
[ad_2]
Source link