[ad_1]
Para capres peserta Pilpres 2024 (kiri ke kanan): Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo. (Antara/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, Beritasatu.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menentukan 12 nama panelis debat terakhir untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Panelis debat kelima ini akan berfokus pada bidang kesehatan dan pendidikan, yang akan diadakan pada Minggu (4/2/2024), pukul 19.00 WIB di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.
Debat terakhir tersebut akan mempertemukan ketiga capres Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. Adapun tema dari debat ini meliputi, kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.
Mayoritas panelis dari nama yang disebutkan oleh KPU berasal dari berbagai perguruan tinggi negeri di Indonesia. Beberapa praktisi juga tergabung dalam organisasi masyarakat sipil.
Berikut ini profil singkat 12 panelis debat terakhir Pilpres 2024.
1. Aminuddin Syam
Pria kelahiran Wajo, 17 Juni 1967 ini merupakan ketua umum Persatuan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) periode 2022–2026.
Aminuddin menempuh pendidikan sarjana (S-1) di Universitas Hasanuddin pada 1987-1994. Kemudian, ia meraih gelar masternya (S-2) di Universitas Indonesia dengan jurusan program Magister Gizi Kesehatan Masyarakat.
Dia juga melanjutkan pendidikan di Universitas Gadjah Mada untuk program magister pascasarjana Fakultas Kedokteran. Aminuddin kembali ke Universitas Hasanuddin untuk meraih gelar S-3 dengan fakultas kedokteran pada 2011-2017.
Aminuddin juga dikenal sering melakukan penelitian, dengan salah satunya “Pengembangan Biji Labu Kuning (Cucurbita Moschata Durch) sebagai Snack Sehat untuk Mengatasi Defisiensi Zinc pada Anak Sekolah” pada 2017-2020.
2. Bahruddin
Bahruddin dikenal sebagai inisiator Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah. Selain itu, ia juga menjadi anggota Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar dan Menengah.
3. Asep Saepudin Jahar
Lahir di Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten pada 16 Desember 1969, Asep saat ini menjabat sebagai rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2023-2027.
Dia meraih gelar S-1 dari jurusan perbandingan mazhab Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 1995.
Asep kemudian menerima beasiswa Canadian International Development Agency untuk menempuh studi S-2 di bidang Islamic Studies-Hukum Islam dan meraih gelar master of arts dari Universitas McGill, Kanada pada 1999.
Kemudian dengan beasiswa dari Dinas Pertukaran Akademis Jerman (DAAD), ia meraih gelar S-3 filsafat dalam bahasa Arab dan Filologi dari Universitas Leipzig, Jerman pada 2005.
4. Emeritus PM Laksono
Guru Besar Antropolog, Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Gadjah Mada ini menempuh program sarjana muda antropologi di Universitas Gadjah Mada pada 1972-1975, dan sarjana di Universitas Indonesia (1978-1980).
Emeritus lalu memperoleh gelar S-2 dari jurusan Antropologi di Universitas Indonesia seusai mengikuti kuliah di Universiteit Leiden, Belanda pada 1981 hingga 1983. Sementara, gelar PhD diperolehnya dari Cornell University pada 1990.
5. Damar Juniarto
Damar Juniarto merupakan seorang akademisi dan pakar hak asasi manusia. Dia mengenyam pendidikan bahasa dan sastra sewaktu sekolah menengah.
Damar kemudian lanjut mempelajari sosiologi dan komunikasi dengan fokus pada studi periklanan. Dia melanjutkan studi pascasarjana komunikasi dengan perhatian pada dunia siber.
Diketahui Damar pernah menjabat sebagai direktur eksekutif Perkumpulan Pembela Kebebasan Berekspresi Asia Tenggara (SAFEnet). Saat ini, ia mengajar di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
6. Imam Budidarmawan Prasojo
Panelis debat kelima Pilpres 2024 selanjutnya adalah Imam Budidarmawan Prasojo, ia menempuh pendidikan hingga jenjang doktor.
Di usia 26 tahun, Imam berhasil lulus dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI). Imam kemudian melanjutkan pendidikan S-2 di Kansas State Univeristy, Manhattan, Amerika Serikat, dan lulus pada 1990. Gelar doktornya ia dapat dari Brown University, Rhode Island.
Saat ini, Imam menjadi dosen tetap di FISIP Universitas Indonesia. Selain menjadi dosen, Imam juga merupakan ketua dari Yayasan Nurani Dunia.
7. Reni Kusumowardhani
Ahli psikologi forensi ini dipilih untuk menempati kursi debat capres kelima untuk Pilpres 2024. Reni mengawali pendidikan S-1 di Universitas Gadjah Mada dan lulus pada 1988.
Dia kemudian melanjutkan pendidikan S-2 di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). Reni juga merupakan Ketua III Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI). Bahkan, ia pernah diminta untuk menangani berbagai kasus tindak pidana.
8. Onno Widodo Purbo
Lahir pada 17 Agustus 1962, Onno adalah seorang tokoh besar, ilmuwan, dan pakar di bidang teknologi informasi. Dia memulai pendidikan akademis di Institut Teknologi Bandung (ITB) dari jurusan teknik elektro pada 1981. Onno kemudian melanjutkan studi ke Kanada dengan beasiswa dari PAUME.
Onno menghasilkan berbagai karya inovatif, di antaranya adalah Wajanbolic, sebagai upaya koneksi internet murah tanpa kabel, dan RT/RW-Net sebagai jaringan komputer swadaya masyarakat untuk menyebarkan internet murah, serta penerapan Open BTS.
9. Timboel Siregar
Timboel Siregar menjabat sebagai sekretaris jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) dan Koordinator Advokasi BPJS Watch.
10. Tukiman Taruna Sayoga
Tukiman merupakan ketua Dewan Penyantun UNIKA Soegijapranata Semarang. Dia juga seorang dosen Program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang dan dosen pascasarjana Program Penyuluhan Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dia juga pernah menjadi calon legislatif untuk DPD pada Pemilu 2004. Tukiman menjadi calon dari Daerah Pemilihan Jateng.
11. Tolhas Damanik
Tolhas Damanik adalah seorang profesional dalam bidang pendidikan. Dia lulus dari Universitas Negeri Jakarta dalam jurusan bimbingan dan konseling di Universitas Negeri Jakarta pada 2003.
Dia mendedikasikan dirinya di Mitra Netra Foundation Indonesia sejak 2001 sampai 2008. Tolhas melanjutkan S-2 dengan memperoleh gelar pada 2010 di College of Education, Ohio University, AS.
Dengan pengalaman dan pengetahuannya yang diperoleh melalui IBP Ford Foundation Program di AS, Tolhas bekerja sebagai konsultan Pra Service University di Helen Keller International Indonesia pada 2010.
Di Helen Keller International, ia bertanggung jawab atas program desain dan aktivitas di daerah pendidikan tinggi.
12. Vina Adriany
Vina merupakan guru besar di bidang PAUD dan Gender, Universitas Pendidikan Indonesia. Dia pernah menempuh pendidikan di Islamic University Malaysia dari jurusan psikologi international.
Gelar masternya didapat dari universitas dan jurusan yang sama. Sementara, gelar S-3 dia dapat Lanchaster University Inggris dengan jurusan educational research.
[ad_2]
Source link