[ad_1]


Jakarta, CNBC Indonesia – Wakil presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), meramal peluang pemilihan presiden (Pilpres) satu putaran pada Februari mendatang. Menurutnya, kesempatan tersebut makin menipis pasca debat capres ketiga pekan lalu.

JK, yang saat ini berusia 81 tahun, bahkan melihat ada kecenderungan pemenang kedua dan ketiga akan menjadi koalisi baru dalam putaran kedua.

“Biasanya yang selalu bersatu itu, yang nomor, artinya partai yang rankingnya ya bukan nomornya, ranking 2 dan 3 biasanya itu sehingga bikin koalisi baru. Saya juga dulu waktu 2004 kan banyak partai itu ada koalisi baru tapi kita tetap menang,” kata JK dikutip dari Youtube CNN Indonesia, Sabtu (13/1/2024).

Aturan menetapkan bahwa pasangan calon terpilih harus meraih lebih dari 50% suara dengan setidaknya 20% di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia.




Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo saat debat Capres 2024 di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)Foto: Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo saat debat Capres 2024 di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo saat debat Capres 2024 di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Dengan potensi pemilihan dua putaran yang dilakukan pada 26 Juni 2024, pesta politik kali ini mengingatkan pada Pilpres sebelumnya, seperti Pilpres 2004 yang berlangsung dengan lima paslon dan berakhir di putaran kedua dengan persaingan ketat.

Dalam survei terbaru dari beberapa lembaga, pasangan Prabowo-Gibran masih menduduki peringkat pertama. Sementara posisi kedua dan ketiga diduduki oleh Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud. Posisi dua dan tiga seringkali berganti.

Data menunjukkan survei yang dilakukan oleh LSN menunjukkan Prabowo-Gibran lebih unggul dibandingkan paslon lainnya dengan hasil 49,5%. Hanya survei tersebut yang mampu menghasilkan perolehan suara hampir menembus 50%. Ditambah lagi, analisis ini belum mempertimbangkan jumlah perolehan suara sedikitnya 20% di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia.

Namun demikian, hasil survei juga masih memungkinkan berbeda dengan hasil perolehan suara nanti, sehingga dapat mengubah hasil perolehan suara. Selain itu, panasnya debat capres dan masa kampanye saat ini juga dapat mengubah pilihan masyarakat.

TIdak hanya itu, terdapat variabel dari responden yang belum menentukan/tidak tahu/enggan menjawab/merahasiakan pilihannya. Berdasarkan hal tersebut, analisis ini masih belum dapat memastikan hasil akhir, namun dapat menjadi gambaran adanya kemungkinan pilpres dua putaran.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Survei Capres LSI Denny JA: Prabowo Ungguli Ganjar & Anies


(tfa/wur)


[ad_2]

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *