[ad_1]


Jakarta, CNBC Indonesia – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) optimistis, penjualan mobil nasional tidak akan terganggu proses dan penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) 2024 yang akan digelar pada 14 Februari nanti.

Bahkan, Gaikindo menargetkan, penjualan mobil nasional tahun ini akan meningkat dibandingkan tahun 2023 yang lebih rendah dari tahun 2022 lalu.

Seperti diketahui, sepanjang tahun 2023 lalu, penjualan mobil tercatat turun 4,03% atau 42.238 unit menjadi 1.005.802 unit dibandingkan tahun 2022 lampau. Tahun 2024 ini, penjualan mobil dibidik mencapai 1,1 juta unit.

Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan, Pemilu tahun 2014 membuktikan efek pesta demokrasi RI itu tak berdampak signifikan bagi pasar otomotif nasional. Kala itu, penjualan mobil nasional tercatat mencapai 1.208.028 unit.

“Kita melihat bahwa Pemilu itu berdampak nggak signifikan pada penjualan. Jadi biasa-biasa aja, makanya kita berharap media nggak menimbulkan sentimen negatif lah. Ini hajatan biasa aja, normal. Yang perlu dicermati masalah ekonomi yang punya dampak pada penjualan,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (16/1/2024).

“Industri naik kalau ekonomi bagus. Ekonomi bagus kalau industri naik. Kita berharap pertumbuhan ekonomi terjadi di 5%, syukur bisa lebih tinggi. Salah satu syarat kita tumbuh baik ya ekonomi tumbuh baik,” tambah Kukuh.

Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini lumayan bagus. Apalagi, ada daerah di luar pulau Jawa yang pertumbuhannya di atas rata-rata ekonomi nasional.

Mengutip bahan paparan Kukuh saat Diskusi Forum Wartawan Otomotif (Forwot), Selasa (16/1/2024), sejak tahun 1972 sampai 2023, sebanyak 22.850.000 unit mobil sudah terjual. Disebutkan, dalam sejarah pasar otomotif RI, penjualan kendaraan bermotor di Indonesia mengalami pasang susut karena dipengaruhi beberapa faktor.

Data yang dipaparkan Kukuh menunjukkan, penjualan mobil di RI selalu anjlok setiap terjadi krisis ekonomi, baik di dalam negeri maupun secara global. Yaitu, pada tahun 1998 penjualan anjlok jadi sekitar 58 ribu unit dibandingkan tahun 1997 yang tercatat sekitar 387 ribu unit.

Pada tahun 1999, bertepatan tahun Pemilu, penjualan kembali naik ke kisaran 94 ribu unit.

Kondisi berbeda di tahun 2008 saat terjadi krisis ekonomi global. Penjualan mobil di RI kala itu mencapai 604-an ribu unit. Kondisi ini terus berdampak setahun kemudian di mana penjualan mobil anjlok jadi 486 ribu unit pada tahun 2009, bertepatan digelarnya Pemilu.

Sejak tahun 2010 penjualan mobil RI tercatat terus membaik hingga cetak rekor di tahun 2013. Kala itu, penjualan mobil nasional tembus 1,22 juta unit. Diluncurkannya LCGC atau mobil ramah lingkungan harga terjangkau jadi salah satu penyebab tingginya penjualan mobil saat itu.

Lalu, pada tahun Pemilu 2014, penjualan mobil terkoreksi ke 1,208 juta unit. Dan anjlok lagi ke 1,062 juta unit efek krisis moneter global saat itu.

Penjualan mobil nasional kemudian anjlok dalam pada tahun 2020 menjadi 532-an ribu unit. Sebagai efek domino pandemi Covid-19. Lalu sejak tahun 2021, pasar mobil RI perlahan mulai membaik.

– 1999: 93.813 unit
– 2004: 483.148 unit
– 2009: 486.088 unit
– 2014: 1.208.028 unit
– 2019: 1.032.907 unit.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Kemenkeu & Ekonom Pede Pemilu 2024 Akan Dongkrak Ekonomi


(dce/dce)


[ad_2]

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *