[ad_1]
JAKARTA, KOMPAS.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) menutup kemungkinan mengubah format atau menambah durasi debat Pilpres 2024.
Sebelumnya, harapan agar format debat diubah diusulkan Presiden RI Joko Widodo yang menilai debat kedua calon presiden (capres) Minggu (7/1/2024) tidak edukatif dan memungkinkan calon menyerang personal.
Sebagai informasi, hanya ada dua gelaran debat tersisa, yaitu debat kedua calon wakil presiden (cawapres) pada 21 Januari 2024 dan debat ketiga capres pada 10 Februari 2024.
Baca juga: Setuju dengan Jokowi, TKN Prabowo: Format Debat Capres yang Saling Serang Individu Harus Diubah
“Tidak (diubah). Cukup. Cukup itu,” kata Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari kepada wartawan pada Selasa (9/1/2024).
“Karena kalau diubah, nanti jadi pertanyaan, kenapa diubah? Karena sudah tiga kali debat, kenapa polanya diubah? Jadi, kalau sudah jadi pola, sudah pakemnya, ya kita ikuti. Kalo ada perubahan pasti akan menimbulkan pertanyaan berikutnya,” jelas dia.
Hasyim juga menegaskan bahwa debat yang digelar sudah melalui berbagai pertimbangan. KPU RI juga selalu menggelar rapat koordinasi secara berkala dengan perwakilan tim masing-masing capres-cawapres.
“Model atau bentuk debatnya sudah disepakati. Ada 6 segmen. Segmen pertama visi-misi/program, segmen 2 dan 3 pertanyaan yang telah disiapkan panelis dan kemudian masing-masing calon menjawab, segmen 4 dan 5 adalah pertanyaan masing-masing calon kepada calon yang lain dan dijawab oleh calon, segmen ke-6 penutup,” terangnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengaku tak melihat substansi visi-misi masing-masing calon presiden pada debat kedua capres yang dihelat di Istora Senayan, Jakarta, dengan tema pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional, politik luar negeri, dan globalisasi.
Ia hanya melihat saling serang antarcapres.
“Yang kelihatan justru saling menyerang, yang sebetulnya gak apa asal kebijakan, asal policy, asal visi, gak apa,” kata dia.
Baca juga: Minta Format Debat Pilpres Diperbaiki, Jokowi: Saling Serang Enggak Apa-apa, tapi Soal Kebijakan
“Kalau sudah menyerang personal, pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks debat tadi malam mengenai hubungan internasional, mengenai geopolitik, mengenai pertahanan dan lain-lain, saya kira kurang memberikan pendidikan, kurang mengedukasi masyarakat yang menonton, saya kira akan banyak yang kecewa,” ujar Jokowi.
Jokowi bilang, format sehat seharusnya bisa diatur lebih baik untuk memunculkan substansi dan gagasan masing-masing calon yang berdebat.
“Sehingga, debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu-rambu, sehingga hidup, saling menyerang gak apa-apa, tapi kebijakan, policy, visinya yang diserang bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal. Saya kira enggak baik dan enggak mengedukasi,” imbuhnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
[ad_2]
Source link