[ad_1]

TIMESINDONESIA, MALANG – Dari Kota Malang, sebuah inovasi dalam industri cemilan telah berkembang. Sebuah UMKM mengubah buah-buahan menjadi kripik yang renyah dan bergizi.

Inisiator dari ide ini adalah Kristiawan, yang memulai usahanya di Jalan Polowijen II, Kecamatan Blimbing, dengan merek ‘So Kressh’.

Berawal lebih dari dua dekade yang lalu, Kristiawan telah mengubah cara pandang terhadap buah-buahan yang tidak terjual di pasar.

Kristiawan.jpg

Dengan investasi awal hanya Rp5 juta, Kristiawan dan istrinya memulai dengan merakit komponen mesin bekas menjadi mesin vacuum frying buatan sendiri.

Inovasi ini tidak hanya meningkatkan nilai tambah buah-buahan yang kurang menarik secara fisik, tetapi juga membantu petani lokal dengan memanfaatkan hasil panen mereka yang tidak terjual.

Kristiawan menerapkan model bisnis Original Equipment Manufacturer (OEM), memungkinkan reseller di seluruh Indonesia untuk menjual kripik buah dengan merek mereka sendiri, sambil memastikan standar kualitas yang tinggi tetap terjaga. Saat ini, ada ribuan reseller yang menyebar produk kripik buah ‘So Kressh’ ini.

Setiap tahun, Kristiawan terus berinovasi dengan menambahkan varian baru ke dalam katalog produknya. Dari apel hingga stroberi, dan dari sayuran hingga jamur, ia telah menciptakan 20 jenis kripik. Semuanya diolah dengan cara yang mempertahankan nutrisi dan antioksidan alami.

Kisah Kristiawan dan ‘So Kressh’ ini adalah contoh nyata dari kreativitas dan ketekunan yang dapat mengubah sektor UMKM dan memberikan dampak positif bagi komunitas lokal.

Pengembangan bisnis kripik So Kressh ini pun makin berkembang setelah menjadi UMKM binaan dari BRI. Selain mendapat pinjaman modal usaha dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Simpedes, Kristiawan juga kerap mendapat pelatihan pemasaran hingga diajak tampil di pameran-pameran yang digelar BRI.

Pria paruh baya ini sudah berkali-kali mengikuti pameran-pameran UMKM dari BRI di hampir daerah se-Indonesia. Dari kegiatan pameran-pameran UMKM dari BRI yang diikuti, Kristiawan mengaku bisa mengenalkan produk baru sekaligus tes selera pasar dan tes harganya.

“Sudah 20 tahun saya ikut pameran. Jadi sudah bisa memetakan di daerah-daerah ini seleranya gimana. Misalnya ketika di Kalimantan, ternyata warga sana sukanya yang manis gurih, kalau di Jawa Barat sukanya yang pedas,” imbuhnya.

Kini produk kripik So Kressh ini sudah banyak dikenal hingga ke tingkat mancanegara. Kristiawan kerap diminta oleh sejumlah kementerian di Indonesia untuk mengikuti pameran maupun pelatihan di lebih dari 17 negara sejak 2008.

“Kami dulu pernah ekspor ke China, Singapura, Hongkong, hingga Malaysia. Kalau pameran sudah ke Swiss, Italia, Bulgaria, Hungaria, Autria, Turki, Jeddah, Dubai, Mumbai, Yordania, dan juga di negara Asia,” ujarnya.

Dalam sebulan, Kristiawan Dan UMKM miliknya bisa meraup omzet paling rendah Rp100 juta hingga paling tinggi Rp400 juta. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



[ad_2]

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *