[ad_1]
Untuk kedua kalinya, BBC Indonesia meraih penghargaan Hassan Wirajuda Perlindungan WNI Award yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri RI.
Pada penghargaan tahun ini yang digelar pada Selasa (19/12), wartawan BBC Indonesia, Rohmatin Bonasir, menerima trofi atas rangkaian pemberitaan mengenai perlindungan warga Indonesia sepanjang 2017.
Dalam liputan khusus ‘Generasi tanpa asuhan ibu’ yang dia tulis pada awal tahun ini, Rohmatin mengunjungi sejumlah daerah di Indonesia dan luar negeri demi menyoroti nasib anak-anak yang ditinggalkan para tenaga kerja Indonesia saat bekerja di mancanegara.
Saat meliput ke sebuah desa di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, misalnya, dia mendapati puluhan anak-anak usia sekolah yang ditinggalkan orang tua mereka yang bekerja sebagai buruh migran.
Akibatnya, walau rumah-rumah para TKI dibangun dengan apik bermodal uang kiriman dari luar negeri, pendidikan anak-anak TKI tertinggal setelah mereka diasuh oleh kakek dan nenek. Bahkan, anak-anak buruh migran di Lombok Timur menunjukkan kecenderungan pernikahan di bawah umur.
Di Jember, Jawa Timur, Rohmatin berkunjung ke rumah aman bagi anak-anak hasil ‘perkawinan’ ibu mereka dengan laki-laki di luar negeri. Para bocah itu diberi label ‘anak-anak oleh-oleh’.
Oleh rumah aman tersebut, anak-anak tersebut dilindungi dari perisakan sekaligus tetap menjaga pertalian antara anak dan ibu sampai keluarga besarnya bisa menerima mereka.
Rohmatin kemudian bertolak ke Malaysia untuk bertemu dengan sejumlah perempuan TKI yang meninggalkan anak-anak mereka di Indonesia. Di Kuala Lumpur dia menjumpai Catur, seorang buruh migran Indonesia.
Catur menuturkan bahwa pergi bekerja ke luar negeri merupakan pilihannya, justru agar putrinya bisa mendapat pendidikan dan kehidupan layak.
Perlindungan WNI jadi panggilan diplomat RI
Tema liputan Rohmatin mengenai pergumulan TKI dan perlindungan terhadap mereka menjadi sorotan mantan Menteri Luar Negeri RI, Hassan Wirajuda.
Pria yang mengawali upaya agar perlindungan WNI menjadi salah satu fokus Kemlu RI itu mengatakan dalam pidatonya bahwa “tidak ada pilihan bagi diplomat RI untuk membantu WNI di luar negeri. Itu sudah menjadi panggilan”.
Hal senada diutarakan Menlu RI, Retno Marsudi.
Saat memberikan penghargaan, dia mengucapkan “terima kasih kepada semua pihak karena sudah berusaha maksimal untuk meningkatkan perlindungan terhadap WNI di berbagai belahan bumi”.
Berkat kerja sama dengan berbagai pihak, menurut Retno, sepanjang 2017 terdapat 205 WNI bebas dari hukuman mati dan 181.942 WNI berhasil dipulangkan ke Indonesia karena berbagai macam kasus di luar negeri.
Dari jumlah itu, sebanyak 16.426 WNI dapat kembali ke Indonesia dari wilayah konflik, termasuk Suriah dan Yaman.
Agar upaya perlindungan WNI di tahun-tahun ke depan berjalan lebih lancar, Retno mengatakan Kemlu telah mewujudkan database WNI yang terintegrasi dengan database Kementerian Dalam Negeri, Ditjen Imigrasi, dan BNP2TKI.
“Sehingga pada 2018 seluruh WNI dapat meminta layanan kependudukan dan catatan sipil di luar negeri,” tandasnya.
[ad_2]
Source link