[ad_1]
JAKARTA – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) diminta lebih tegas dan profesional untuk mengantisipasi adanya kecurangan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) maupun Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Sebab, beberapa waktu belakangan ini muncul isu dugaan kecurangan di Pilpres 2024.
Demikian disampaikan Komite Pemilu Jurdil (KPJ) yang diinisiasi Alumni SMA Jaringan Bersama Indonesia (ASJBI) di Kantor Bawaslu, Jakarta, Rabu (31/1/2024).
Sejumlah pihak yang tergabung dalam kelompok ini antara lain Bob Randilawe, Lukas Luwarso, dan Sirra Prayuna.
Penasihat KPJ, Sirra Prayuna menilai pemilu yang jujur dan adil adalah prasyarat tegaknya demokrasi. Di mana, Indonesia merupakan negara yang menganut asas demokrasi. Namun, sambungnya proses pemilu-pilpres 2024 justru terlihat semakin tidak demokratis.
“Sejumlah kasus kecurangan dan intimidasi mewarnai proses pelaksanaannya. Dari pencabutan baliho, tekanan dan kekerasan terhadap relawan, pengiriman surat suara, termasuk fenomena ketidak netralan aparat negara dan presiden,” kata Sirra melalui keterangan resminya.
Sementara itu, Anggota KPJ, Bob Randilawe meminta agar Bawaslu dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) berkomitmen serta bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya secara jujur dan adil, berintegritas dan transparan.
“Bawaslu sebagai lembaga pengawas pemilu wajib bersikap lugas, tegas, dan tanpa kompromi untuk mengawasi fenomena keberpihakan Presiden serta penyelenggara negara lainnya terhadap salah satu paslon capres/cawapres,” ujarnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
[ad_2]
Source link