[ad_1]
Yogyakarta (ANTARA) – Perusahaan teknologi konstruksi asal Yogyakarta Autoconz menghadirkan solusi inovatif melalui teknologi 3D printing konstruksi sebagai salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan perumahan di Indonesia.
Melalui komitmennya dalam mendorong akses terhadap rumah layak huni, Autoconz berhasil mengembangkan teknologi 3D printing canggih yang mampu digunakan untuk mencetak rumah huni.
“Sebagai perusahaan teknologi konstruksi, kami merasa terdorong untuk dapat berkontribusi dalam menangani permasalahan perumahan di Indonesia. Dengan mengembangkan 3D printing konstruksi kami berharap dapat memberikan solusi atas permasalahan tersebut,” kata CEO Autoconz Raja Rizqi Apriandy di Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan perumahan yang layak huni merupakan salah satu kebutuhan dasar yang sangat penting bagi setiap individu. Meskipun begitu, saat ini masih banyak masyarakat di Indonesia yang belum memiliki kebutuhan tersebut.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika (BPS), pada tahun 2023 masih terdapat 36,85 persen rumah tangga tinggal di rumah yang tidak layak huni. Sedangkan hasil survei nasional ekonomi tahun 2023 yang dilakukan BPS mencatatkan backlog kepemilikan rumah berada pada angka 12,7 juta.
Ia mengemukakan munculnya permasalahan perumahan di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adanya ketimpangan akses masyarakat terhadap rumah layak huni, terutama bagi masyarakat menengah ke bawah.
Banyak dari mereka yang tidak mampu membeli atau membangun rumah yang layak, sehingga terpaksa tinggal di rumah yang tidak memenuhi standar kesehatan dan keamanan. Hadirnya permasalahan perumahan tersebut tentu menjadi sebuah keprihatinan dan harus segera diatasi.
“Kehadiran teknologi 3D printing diharapkan akan mampu mendorong kemajuan industri konstruksi di Indonesia dengan mengubah proses pembangunan menjadi lebih efektif,” kata Raja Rizqi.
Dengan memanfaatkan teknologi ini, Autoconz mampu membangun rumah yang layak huni dengan lebih cepat, efisien, dan terjangkau. Kelebihan lain dari teknologi canggih ini mampu mencetak struktur bangunan dengan bentuk yang rumit yang sebelumnya tidak dapat dicapai dengan cara konvensional.
Selain itu, teknologi 3D printing juga memungkinkan pembangunan rumah dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan metode konvensional. Dapat ditekannya biaya pembangunan ini disebabkan oleh proses konstruksi yang lebih cepat. Dengan biaya yang lebih murah tersebut diharapkan rumah layak huni menjadi lebih mudah diakses oleh masyarakat.
“Kami percaya bahwa teknologi 3D printing konstruksi memiliki potensi besar untuk mengubah paradigma pembangunan perumahan di Indonesia. Dengan menggunakan teknologi ini, kami berharap dapat membantu lebih banyak masyarakat Indonesia untuk memiliki rumah yang layak,” ujar Raja.
Selain kelebihannya dalam sisi ekonomi, 3D printing konstruksi juga menjadi solusi konstruksi yang ramah lingkungan. Jika selama ini pembangunan yang dilakukan secara konvensional menghasilkan banyak limbah konstruksi, konstruksi yang dilakukan menggunakan 3D printing diklaim lebih ramah lingkungan karena hanya menghasilkan sedikit limbah.
Hal ini tentu selaras dengan komitmen pemerintah dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan yang bertujuan memberikan akses pembangunan yang adil dan inklusif serta menjaga lingkungan hidup.
“Selaras dengan komitmen pemerintah, 3D printing konstruksi juga diharapkan dapat mendorong terciptanya pembangunan yang berkelanjutan. Dengan mencetak struktur bangunan secara langsung dari model digital, limbah konstruksi yang dihasilkan pun menjadi minim sehingga lebih ramah lingkungan,” tutur Raja.
Startup Autoconz dengan teknologi 3D printing konstruksinya telah membawa angin segar dalam industri konstruksi perumahan di Indonesia. Dengan solusi inovatif yang ditawarkan diharapkan masalah perumahan di Indonesia dapat teratasi secara bertahap, dan masyarakat dapat menikmati kehidupan yang lebih baik dengan memiliki rumah yang layak huni.
[ad_2]
Source link