[ad_1]
Internasional
Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
News
Kamis, 25/01/2024 15:05 WIB
Foto: Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo saat debat Capres 2024 di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Jakarta, CNBC Indonesia – Pemilihan Presiden (pilpres) Indonesia yang akan dilaksanakan 14 Februari mendatang terus menarik minat akademisi dan media dunia. Mereka mengamati dinamika yang terjadi hingga membedah langsung visi dan misi para pasangan calon.
Pada Kamis (25/1/2024) seorang peneliti yang fokus dalam studi kajian Asia Tenggara, Asma Khalid, menuliskan kolom opini di South China Morning Post (SCMP) yang berjudul ‘As Indonesia’s presidential election nears, debates won’t make or break Prabowo’s prospects’. Di dalam tulisan ini, Asma membedah bagaimana debat dan juga tudingan-tudingan tertentu tidak akan menggembosi suara calon presiden (capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto.
Secara mendalam, Asma menyebut performa debat Prabowo. Ia sempat dikritik karena dianggap lemah dibandingkan dua lawannya, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Namun, tulisnya, ini tidak membuat pendukung Menteri Pertahanan itu lari. Ia mengutip survei Indikator Politik pada 10-16 Januari yang menemukan duet Prabowo-Gibran mendapat dukungan 48,6% responden sementara Anies dan Muhaimin 24,2%, serta Ganjar dan Mahfud 21,6%.
“Dengan keunggulan signifikan ini, Prabowo dan Gibran dapat memperoleh lebih dari 50%suara populer, memenangkan pemilu tanggal 14 Februari, dan tidak perlu mengikuti pemilu putaran kedua,” ujarnya, dalam artikel itu.
“Namun, untuk melakukan hal ini, mereka perlu memperkenalkan sesuatu yang luar biasa,” tambahnya.
Menurutnya, Prabowo dan Gibran tampaknya secara strategis menyasar pemilih muda, mengingat lebih dari 50% pemilih berusia 17-40 tahun. Bagi kelompok ini, catatan hak asasi manusia seorang kandidat atau kemerosotan demokrasi dan korupsi tidak terlalu penting dibandingkan pengangguran dan inflasi.
Disinggung pula bagaimana Prabowo disebut-sebut kental dalam isu pelanggaran hak asasi manusia pada tahun 1998 lalu. Beberapa aktivis menudingnya sebagai dalam dari hilangnya beberapa aktivis saat itu.
“Di sisi lain, calon wakilnya, Gibran Rakabuming Raka, merupakan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), di mana pencalonannya mengundang kontroversi lantaran adanya aturan baru yang dirombak via Mahkamah Konstitusi (MK). Diketahui, saat perombakan aturan, Ketua MK dikepalai oleh adik ipar presiden yang juga paman dari Gibran, Anwar Usman,” tambahnya.
Selanjutnya, Asma memaparkan sebuah survei yang dilakukan oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) pada bulan Desember. Survei itu menemukan bahwa 55% pemilih memandang positif kondisi perekonomian saat ini.
“Meskipun Anies kerap menentang kebijakan Presiden Joko Widodo dan Ganjar tetap bersikap ambivalen, namun Prabowo berkomitmen untuk memajukan kebijakan ekonomi presiden,” ujarnya.
“Sejauh ini, faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan prospek pemilu presiden bagi Prabowo adalah pilihan strategisnya untuk memilih putra Jokowi, Gibran, sebagai pasangannya, yang menyiratkan dukungan presiden terhadap pasangan tersebut,” paparnya lagi.
Dengan situasi ini, muatnya dalam artikel itu, meski banyaknya tekanan terhadap Prabowo namun suaranya menunjukan tren yang sedikit meningkat. Ia semakin yakin bahwa pemilihnya tidak terpengaruh oleh tudingan apapun.
“Debat tak akan menjadi sesuatu yang krusial bagi kandidat yang juga Ketua Umum Partai Gerindra itu,” jelasnya.
“Menjelang pemilihan presiden Indonesia, perdebatan tidak akan menentukan atau menghancurkan prospek Prabowo,” katanya lagi.
Belum lagi, tambahnya Jokowi juga saat ini sedang mengambil langkah-langkah yang memiliki implikasi pemilu yang jelas. Awal bulan ini, ia mengumumkan kenaikan gaji sebesar 8% secara nasional untuk pegawai negeri sipil, polisi, dan tentara.
“Selain itu, Jokowi menjanjikan dukungan berkelanjutan bagi rumah tangga berpenghasilan rendah, termasuk distribusi karung beras seberat 8 kg hingga bulan Juni, subsidi tunai untuk rumah tangga yang terkena dampak El Nino selama enam bulan ke depan, dan bantuan keuangan untuk lebih dari 18 juta siswa,” ujar Asma lagi.
“Yang terakhir, melonjaknya peringkat dukungan publik terhadap Widodo, yang mencapai 81,7% pada tahun lalu, ditambah dengan peringkat dukungan terhadap Prabowo-Gibran memperkuat dominasi mereka dalam pemilihan presiden,” tegasnya.
(sef/sef)
[ad_2]
Source link