[ad_1]

Jakarta, CNBC Indonesia – Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengusung calon presiden (capres) Anies Baswedan dan cawapres Muhaimin Iskandar pada pemilihan presiden (pilpres) 2024. Lantas, mampukah koalisi ini membawa pasangan Anies-Muhaimin memenangi Pilpres 2024?

Elektabilitas Anies terus menunjukkan adanya kenaikan. Data berbagai survei menunjukkan elektabilitas Anies berada di kisaran 13-27% menurut catatan CNBC Indonesia pada 1 Agustus 2023. Data menunjukkan adanya kenaikan suara, pada pasangan Anies-Cak Imin (AMIN) menjadi 18-42% pada 28 Januari 2024.

Tipisnya dukungan paslon Anies-Cak Imin menempatkan diberbagai survei per November 2023 berada di posisi terbawah. Namun, seiring dengan berjalannya masa kampanye, elektabilitas pasangan ini terus meningkat dengan mayoritas di posisi ke-2. 

Kenaikan ini diperkirakan terjadi seiring dengan konsistensi paslon ini dalam menyuarakan perubahan atau keberpihakan sebagai oposisi. 

Selain itu, kekuatan koalisi AMIN juga didukung oleh Indonesia wilayah Timur. Dalam berbagai kesempatan, pasangan ini sudah mengungkapkan targetnya untuk menguasai suara wilayah tersebut. Hal ini sejalan dengan perolehan suara partai pengusung yang juga kuat di beberapa provinsi Indonesia Timur. 

Hal ini diperkuat dengan visi “Indonesia Adil Makmur untuk Semua” yang dapat memperkuat elektabilitas dari perspektif masyarakat yang mengharapkan pemerataan. Salah satu bentuk ide untuk mencapai pemerataan tersebut melalui tekad membangun 40 kota selevel Jakarta di berbagai wilayah di Indonesia.

Penggabungan suara antara PKB dan Nasdem pada pemilihan umum (pemilu) 2019 sangat besar bahkan berada di peringkat pertama untuk wilayah kawasan Papua. Nasdem berada di posisi pertama untuk kawasan Papua dan PKB berada di posisi ketiga, di bawah Partai Amanat Nasional (PAN).

Sementara itu, PKB diharapkan mampu menyumbang suara dari Jawa Timur dan PKS dari Jawa Barat dan DKI.

Gabungan PKB dan Nasdem menjadikan kedua partai ini menguasai 41,68% suara di Papua. Nasdem menguasai wilayah ini sebanyak 544,8 ribu suara dan PKB 267,2 ribu suara.

Basis kekuatan PKB adalah Jawa Timur. Namun, dalam data hasil hitung suara Legislatif DPR RI pada 2019 terdapat suara signifikan dari wilayah luar jawa, yaitu Papua.

Fakta menarik peningkatan suara NasDem berasal dari keberhasilannya menguasai empat provinsi yang tergolong dalam wilayah Indonesia Timur. Partai Nasional Demokrat (NasDem) pada Pemilu 2019 berhasil menunjukkan peningkatan perolehan suara yang signifikan dibanding tahun sebelumnya.

Data Pileg DPR RI 2019 menunjukkan PKB berada di posisi ke-3 dengan perolehan 13,4 juta suara, NasDem posisi ke-4 dengan 12,1 juta suara, dan PKS di posisi ke-4 dengan 11,3 juta suara.

Biasanya, terdapat sebuah tendensi bahwa elektabilitas partai akan meningkat jika membawa sosok capres. Keberhasilan NasDem pada Pemilu 2019 menunjukkan partai ini dapat meningkatkan dukungan tanpa mengusung capres.

Dengan adanya dukungan PKB dan PKS diharapkan koalisi Nasdem makin kuat. Namun, perlu dicatat jika suara partai tidak mencerminkan suara pemilih dalam pilpres karena tidak ada kewajiban anggota partai tertentu memilih pilpres sesuai pilihannya.

Peta pemilu 2024 bisa saja berubah dari sisi pemilih dan basis suara karena ada pergeseran pandangan dan usia pemilih.
Berikut hasil rekap hasil pemilu legislatif dari PKB, PKS, dan Nasdem dari pemilu 2019:

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mza/mza)

[Gambas:Video CNBC]


[ad_2]

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *