[ad_1]
JAKARTA – Ganjar Pranowo memposisikan dirinya sebagai pribadi yang objektif ketika amanah menjadi Presiden Republik Indonesia itu tiba kepadanya.
Ganjar Pranowo akan melanjutkan program-program yang positif yang sudah bagus, bahkan akan ditingkatkan menjadi jauh lebih bagus, serta yang kurang akan dilalukan perbaikan dengan berbagai macam terobosan dan inovasi.
“Ketika kita bernegara tidak mungkinlah seorang pemimpin yang baru akan meninggalkan bahkan menghapus semua hal-hal baik yang sudah dilakukan oleh pemimpin sebelumnya. Hilang semua, dihapus, diganti, itu tidak mungkin. Mustahil semua yang dilakukan oleh Pemerintahan saat ini adalah semua buruk.
Dan juga sebaliknya, mustahil jika sudah sempurna, karena pasti tetap ada kekurangan. Sehingga jika ada Calon Presiden yang menggunakan jargon perubahan dan juga jargon semua sudah baik dan bagus, itu saya pastikan hanya gimmick-gimmick kampanye yang tidak mencerdaskan rakyat.
Politik itu menyadarkan rakyat, sampaikan dengan apa adanya bahwa namanya manusia itu tidak sempurna, hanya Rasul dan Nabi yang sempurna, pasti ada kebaikan dan pasti ada kekurangan, kebaikan di aspek mana, bidang mana, yang kurang di aspek mana, bidang mana, sampaikan dan jelaskan, jangan terus kita menyampaikan hal yang imitatif kepada rakyat kita sendiri, rakyat bukan market seperti dalam ekonomi.
Dalam hal ini posisi Pak Ganjar jelas dan tegas bahwa akan melanjutkan yang positif dan baik dari yang pak Jokowi sudah lakukan dan akan melakukan sentuhan-sentuhan baru dan inovatif untuk memperbaiki kekurangan selama ini, untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Sehingga tegas saya sampaikan, bahwa Ganjar Pranowo layak disebut sebagai Jokowi plus, Jokowi 3.0″, ujar Achyar, Wakil Deputi Y & Z Tim Pemenangan Nasional (Wakil Ketua Tim Pemenangan Muda) Ganjar-Mahfud, yang juga merupakan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Nahdlatul Ulama, Cirebon ini.
Contoh dari program Presiden Jokowi yang akan dilanjutkan oleh Ganjar Pranowo dan akan disempurnakan itu adalah Program 1 Desa, 1 Fasilitas Kesehatan (FASKES), dan 1 Tenaga Kesehatan (NAKES) yang bertujuan untuk memastikan agar masyarakat bisa mengakses layanan kesehatan dengan mudah dimanapun, termasuk akses untuk bisa berobat dokter, mendapatkan obat-obatan, dan juga mempercepat penggunaan teknologi dalam layanan kesehatan, seperti penggunaan telemedicine.
“Dari apa yang sudah di data yang dihimpun oleh Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud saat ini hanya ada 10,292 puskesmas di Indonesia dari total 83.794 pada tahun 2022 menurut data BPS itu berarti hanya sekitar 12% sekian saja desa yang memiliki puskesmas dan Ganjar-Mahfud secara tegas akan melakukan kebijalan agar setiap desa di Indonesia itu harus memiliki puskesmas, kemudian kita memiliki sebuah target terkait rasio dokter terhadap jumlah penduduk menjadi 1:1000 penduduk dan untuk memenuhi target ini Indonesia masih membutuhkan kurang lebih 150.000 dokter”, ujar Achyar yang juga merupakan Koordinator Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia 2022-2023 ini.
Achyar juga menambahkan bahwa untuk merealisasikan program ini bukanlah hal yang mustahil karena secara anggaran juga tidak terlalu besar namun ketika program ini dilakukan akan memberikan dampak yang sangat luar biasa signifikan.
“Setelah kami dari TPN Ganjar-Mahfud menghitung anggaran yang dibutuhkan untuk merealisasikan program 1 Desa, 1 Faskes, 1 Nakes itu hanya membutuhkan sekitar 90,5 Triliun Per tahun dan itu hanya 3% dari APBN dengan anggaran ini nantinya akan dibangun kurang lebih 49.344 Puskesmas dengan seluruh perangkat Tenaga Kesehatan dan obat-obatan sehingga semua seluruh masyarakat dengan sangat mudah mendapatkan layanan Kesehatan”, ujar Achyar
Achyar juga mengatakan bahwa dalam mengimplementasikan ini diperlukan langkah-langkah politik baik secara kebijakan maupun secara anggaran
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
[ad_2]
Source link