[ad_1]
Batam –
Mahalnya harga tiket Ferry Internasional Batam tujuan Singapura dan penerapan Visa On Arrival (VOA) menjadi salah satu penghambat pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Seperti diketahui tahun 2024, Kepri ditargetkan 3 juta kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman)
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut untuk permasalahan VOA tujuh hari di Kepri hanya dikenakan biaya sebesar $10 sudah disampaikan usulan tersebut ke Kemenkum HAM. Ia menyebut saat ini pihaknya menunggu surat dari Dinas Pariwisata Kepri untuk mem-follow up hal tersebut.
“Saya sudah minta pak Kadis Pariwisata Kepri untuk memberikan sundulan, bahwa masalah VOA ini bisa ditindaklanjuti ke Kementerian Hukum dan HAM,” kata Sandiaga di Batam, Sabtu (30/3/2024).
“Oleh karena itu kami menunggu surat dari pak kadis ke kami. Dan kami akan teruskan ke Kemenkum HAM. Di mana kita meminta 10 dolar untuk masuk ke Kepri,” ujarnya.
Sandiaga menyebut jika nantinya usulan VOA yang disampaikan itu disetujui, maka target 3 juta kunjungan wisman di tahun 2024 bisa tercapai.
“Target 3 juta kunjungan, Kami yakin jika dapat terobosan regulasi kesiapan destinasi bisa mencapainya,” ujarnya.
Disinggung terkait masih mahalnya harga tiket Ferry Internasional Batam-Singapura, Sandiaga menyebut hal itu bisa diselesaikan dengan regulasi visa on arrival. Jika nantinya ajuan VOA 7 hari sebesar 10 dolar disetujui maka akan berdampak pada harga tiket Ferry Internasional Batam tujuan Singapura.
“Salah satunya diakibatkan karena masalah regulasi visa yang belum terselesaikan. Misal terselesaikan maka akan meningkatkan kunjungan, maka ditambah ketersediaan kursi, otomatis harga Ferry akan terjangkau,” ujarnya.
Simak Video “RI Bersiap Hadirkan Konser Berskala Internasional 6 Bulan ke Depan“
(nkm/nkm)
[ad_2]
Source link