[ad_1]

Jakarta: Prosa.ai adalah perusahaan yang berfokus dalam pengembangan produk berbasis Artificial Intelligence (AI) dan Natural Language Processing (NLP) seperti speech-to-text, transkripsi rapat, biometrik suara, anti-hoaks, dan regulatory technology.
 
Mereka mengumumkan produk Text-to-Speech (TTS), sebuah solusi berbasis cloud yang dapat memenuhi kebutuhan dalam mengubah teks menjadi suara. Produk terbaru ini menampilkan sejumlah pembaruan yang signifikan dibandingkan dengan versi sebelumnya, untuk terus memenuhi kebutuhan pengguna secara lebih luas dan inovatif.
 
Produk TTS Prosa.ai saat ini diklaim menawarkan peningkatan signifikan dibandingkan dengan versi sebelumnya pada tahun 2021 yang hanya terdapat tiga suara yang tersedia, dengan satu suara laki-laki dan dua suara perempuan, serta hanya mendukung TTS Bahasa Indonesia.
Pada tahun 2024, Prosa.ai menyediakan 10 suara baru, termasuk suara Bahasa Inggris, serta fitur “jeda” dan “custom voice,” fitur ini memungkinkan pengguna untuk menciptakan hingga 40 variasi suara yang berbeda dalam waktu yang singkat dan hasilnya dapat diunduh dalam berbagai format audio yang mendukung berbagai platform, seperti video YouTube, TikTok, dan media sosial lainnya.
 
Berdasarkan hasil survei terbaru yang dilakukan oleh tim Prosa TTS, penggunaan kebutuhan audiobook menempati posisi pertama dengan persentase sebesar 24% dari total generasi audio. Untuk mengakomodir kebutuhan penggunaan tersebut, Prosa juga menciptakan suara yang didesain khusus untuk audiobook berbahasa Indonesia yang diberi nama karakter Dini.
 
Karakter suara Dini ini dianggap sangat cocok untuk bercerita, karena Dini mempunyai gaya bicara lirih dan penuh penghayatan. Selain itu, akurasi dan prosodi pengucapannya telah ditingkatkan menjadi lebih baik.
 

Teguh Eko Budiarto, Co-Founder & CEO Prosa.ai. mengungkapkan hal yang menjadi pembeda dibandingkan produk sebelumnya. “Prosa.ai juga meningkatkan inovasinya dengan menghadirkan karakter suara-suara lainnya seperti, suara Dimas (laki-laki) dengan gaya bicara formal, Dimas dengan gaya bicara ekspresif, dan Ocha (perempuan) dengan gaya bicara ramah.
 

“Penggunaan model suara Dimas & Ocha ini lebih cocok pada pembacaan berita (news narrator) dan voice-over. Teknologi Text-to-Speech memang bukanlah hal yang baru. Meskipun begitu, Prosa TTS memiliki keunggulan lainnya dibanding produk Text-to-Speech lainnya, seperti model-model suara yang dihasilkan oleh Prosa TTS itu unik, tidak bisa ditemukan di produk Text-to-Speech lainnya. Selain itu, kamus tata bahasa Prosa TTS juga selalu kami perbarui sehingga dapat meminimalisir kesalahan pengucapan.”
 
Prosa Text-to-Speech (TTS) dilengkapi dengan berbagai macam fitur yang memudahkan pengguna, yaitu Speech Synthesizer (penyintesis ucapan) yang membantu memudahkan pengubahan teks tertulis menjadi sebuah ucapan.
 
Human-sounding Voices merupakan teknologi yang memungkinkan pengguna dapat memilih karakter suara dan gaya bicara manusia yang natural. Voice tuning adalah fitur yang dapat menyesuaikan tinggi rendahnya nada serta mengatur kecepatan berbicara.
 
Terakhir, Flexible Audio File yaitu fitur yang dapat menghasilkan audio dalam berbagai format (WAV, MP3 dan OPUS) sehingga pengguna dapat memutar, menyimpan atau mengunding audio tersebut.
 
Dalam hal kinerja, Prosa.ai mencatat pertumbuhan yang pesat dalam jumlah pengguna dan transaksi sejak diluncurkan pada tahun 2021. Dengan total pengguna hampir mencapai 300 ribu pada awal 2024, meningkat lebih dari 10 kali lipat dalam waktu kurang dari 3 tahun, dengan rata-rata 20 ribu pengguna aktif setiap bulannya, dengan total transaksi untuk paket Prosa TTS mencapai lebih dari 25 ribu sejak pertama kali diluncurkan.
 
“Kami yakin ruang untuk perkembangan teknologi TTS ini masih sangat besar terutama untuk peningkatan kualitas suara yang semakin natural dan kebutuhannya pun terus meningkat ditandai dengan jumlah volume pencarian teknologi TTS di hasil pencarian google (SERP) yang kami amati melalui tools web traffic analysis,” ungkap Teguh.
 
“Fitur lain yang ingin dikembangkan yaitu fitur emosi dalam suara (sedih, marah, takut dll) serta kami ingin mengembangkan marketplace bagi Voice Talent yang ingin menjadi bagian dari suara Prosa TTS dan mendapatkan hasil keuntungan dari marketplace ini. Sehingga dapat meningkatkan jumlah pengguna baru sebesar 2x lipat (YoY) dan jumlah transaksi sebesar 1,5x lipat (YoY) dari tahun sebelumnya.”
 
Meskipun Prosa.ai mulai merambah ke pasar B2C dengan menghadirkan produk TTS untuk individu, perusahaan ini tetap fokus pada pasar B2B.
 
Selain TTS, Prosa.ai juga memiliki sejumlah produk lain yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, termasuk speech-to-text, dan lainnya. Produk TTS sendiri juga mendapatkan permintaan dari berbagai sektor, termasuk penerbit buku, perusahaan transportasi, media dan agensi pemasaran, serta instansi pemerintah dan perusahaan startup.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(MMI)

[ad_2]

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *