[ad_1]
RM.id Rakyat Merdeka – Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menekankan pentingnya mendahulukan strategi promotif dan preventif untuk menjaga kesehatan masyarakat. Bukan kuratif atau kegiatan pengobatan.
Hal itu disampaikan ketika menjawab pertanyaan panelis soal kebijakan program dan anggaran kesehatan yang selama ini lebih berorientasi pada aspek kuratif yang mengakibatkan rendahnya harapan hidup rakyat Indonesia, peringkat 10 di Asia Tenggara.
“Promotif dan preventif mesti diwujudkan dalam bentuk kepengetahuan kita terhadap kesehatan. Minimal untuk kita sendiri. Olahraga, makan sehat, hidup bersih sehat saya kira itu yang lebih baik,” kata Ganjar di Debat Capres terakhir, Minggu (4/2).
Baru kemudian pada tahap berikutnya memberikan fasilitas kesehatan (faskes) sampai ke desa-desa.
“Seperti tadi saya sampaikan, satu desa, satu faskes, satu nakes (tenaga kesehatan),” tuturnya.
Namun Ganjar menyayangkan, terpotongnya persentase anggaran kesehatan yang sebelumnya sudah diatur dalam Undang-Undang. Menurutnya, Indonesia butuh 5 sampai 10 persen anggaran dari APBN untuk memastikan layanan kesehatan jadi lebih baik.
Baca juga : Sahabat Bang Ara Ajak Masyarakat Sukabumi Menangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran
Kembali ke soal rendahnya harapan hidup rakyat Indonesia dibandingkan negara lain di ASEAN, menurut Ganjar tidak hanya selesai ditangani dengan layanan kesehatan.
Akan tetapi masyarakat juga harus dipastikan mendapatkan hiburan yang baik dan bahagia. “Budayawan juga bisa membantu mereka untuk bisa membahagiakan mereka,” jelasnya.
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan sependapat dengan Ganjar, ketika diberi kesempatan untuk menanggapi jawaban dari capres nomor urut 3 itu. “Yang disampaikan tadi baik, izinkan saya untuk meneruskan,” ujar Anies.
Ia mengaku tidak sependapat jika masalah kesehatan hanya ditangani oleh Dinas Kesehatan atau Kementerian Kesehatan semata. Melainkan harus ditangani secara lintas sektoral.
Ia menceritakan, strategi promotif dan preventif sebagaimana disampaikan Ganjar juga pernah ia terapkan ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Misalnya dengan membangun air bersih di Kepulauan Seribu, supaya warga mendapatkan air yang sehat. Kemudian membangun taman-taman, jalur sepeda, trotoar berjalan kaki hingga festival olahraga.
Baca juga : Presuniv Dorong Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Yang Preventif
“Unsurnya lintas sektoral, supaya dana itu tidak hanya di Dinas Kesehatan, tapi semua bidang yang terkait dengan preventif dan promotif,” jelasnya.
Sementara Prabowo mengaku lebih memilih jalur solutif dan cepat. Menurutnya, masalah utama kesehatan di Indonesia adalah kekurangan dokter.
“Kita kurang 140 ribu dokter, itu utama,” tegasnya.
Ia mencontohkan masih banyaknya daerah yang tidak memiliki dokter spesialis ketika ada yang mengalami stroke dan serangan jantung.
“Dua, tidak ada perlengkapan yang memadai,” lanjutnya.
Baru kemudian Prabowo menyampaikan langkah preventifnya, yakni lewat program makan bergizi yang digaungkan pihaknya.
Baca juga : Jalan Ke Produsen Billiard, Alam Ganjar Temukan Prespektif Wirausaha Berbasis Kerakyatan
“Makan bergizi ini meningkatkan daya tahan, imunitas, mencegah penyakit,” tegasnya.
Menanggapi jawaban kedua Capres, Ganjar tetap berprinsip bahwa kebijakan promotif dan preventif itu jauh lebih baik.
“Kalau tidak, kita kobol-kobol. Biaya kita akan habis untuk menangani orang sakit,” kata Ganjar.
Akan tetapi, jika penyakit bisa dicegah, ia meyakini pendekatan promotif dan preventif bisa membuat manusia hidup lebih sehat. Sehingga anggaran kesehatan bisa kembali ke formula awal.
“Kita menciptakan ruang-ruang layanan yang jauh lebih baik untuk preventif dan promotif yang diberikan oleh pemerintah,” pungkasnya.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
[ad_2]
Source link