[ad_1]

SISTEM kesehatan di Gaza semakin memburuk. Saat ini, dokter sudah tidak dapat mencegah kematian para korban yang berjatuhan akibat serangan dari Israel. Salah satu korban yang sudah tidak bisa terselamatkan adalah seorang gadis berusia 10 tahun yang menjadi korban luka dalam pemboman di Rafah.

Mengutip dari NBC, Jumat (19/1/2024), anak itu akhirnya dibawa oleh dr. Nour El-Din Khaled Al-Amassi ke Rumah Sakit Al-Najjar. Keadaan anak 10 tahun itu sangat memilukan. Dirinya mengalami luka di bagian kepala sedalam empat inci dan denyut nadinya turun dengan cepat. Untuk mengatasi keadaan ini, Al-Amassi hanya membutuhkan waktu tiga menit agar sang anak bisa tetap hidup.

Namun, buruknya kondisi kesehatan di sana membuat anak tersebut tidak dapat ditolong dengan cepat dan meninggal dalam waktu 10 menit. Al-Amassi mengaku tidak ada anestesi, tidak ada adrenalin, dan tidak ada atropin untuk mendukung fungsi jantung anak tersebut. Al-Massi juga mengaku kekurangan perawat untuk membantunya menyelamatkan anak tersebut.

Dirinya membutuhkan dua dokter, dua perawat, seorang ahli anestesi dan seorang ahli bedah saraf. Sayangnya staf rumah sakit telah melarikan diri karena mendapat serangan terus menerus lewat tembakan di darat hingga serangan udara. Tidak hanya itu saja, gedung rumah sakit pun sudah sangat buruk. Banyak bagian yang runtuh.

Namun, masih banyak masyarakat yang berlindung di rumah sakit Al-Najjar tersebut. Bahkan, banyak masih banyak korban luka yang berdatangan dan memenuhi lantai rumah sakit serta ruang operasi. Tidak hanya rumah sakit Al-Najjr, berdasarkan laporan dari WHO, hingga minggu ini, tidak ada satupun dari 36 rumah sakit di Gaza yang berfungsi dengan baik.

Rumah sakit Gaza

Bahkan saat ini tinggal 15 rumah sakit yang masih buka dengan layanan yang sangat terbatas. Tentu saja rumah sakit tersebut mengalami kewalahan. Bahkan ada yang harus menghadapi kapasitas operasionalnya mencapai 200 persen.

Dalam pesan yang dikirim ke NBC pada 4 Januari, James Smith, seorang teknisi medis darurat yang menjadi sukarelawan di Komite Penyelamatan Internasional (IRC) dan Bantuan Medis untuk Palestina di rumah sakit Al-Aqsa di Gaza tengah, menggambarkan dampak yang terjadi ketika permusuhan semakin dekat.

“Tadi malam sangat mengerikan. Perawat pagi ini mengatakan mereka telah melukai 500 orang dalam semalam. Saya sedang mendengarkan awal tembakan artileri dan serangan udara malam itu saat saya menulis. Tiga orang meninggal dalam resusitasi sore ini,” kata Smith mengacu pada resusitasi.

“Sistemnya telah berantakan. Bahkan sistem triase terbaik pun tidak dapat menahan hal ini. Itu konstan,” imbuhnya.

Dengan sedikitnya intervensi medis yang tersedia, para dokter dan petugas kesehatan menggambarkan rasa sakit yang memilukan dari mereka yang terluka parah dan keteraturan yang menyedihkan ketika menyaksikan pasien meninggal karena kematian yang seringkali dapat dicegah.

Di rumah sakit Al-Shifa, Sean Casey, koordinator tim medis darurat WHO menggambarkan pasien menangis kesakitan. Mereka juga berteriak agar kami memberi mereka air.


Follow Berita Okezone di Google News


Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya

“Sungguh tak tertahankan melihat seseorang memakai gips pada banyak anggota badan, fiksator eksternal pada banyak anggota tubuh, tanpa air minum dan hampir tidak ada cairan infus yang tersedia. Sangat sedikit dari orang-orang tersebut yang akan meninggal jika fasilitas medis berfungsi,” kata Sean Casey.

Penembakan dan pertempuran tanpa henti selama lebih dari tiga bulan ini memang benar-benar telah mendorong rumah sakit-rumah sakit di Gaza ke ambang kehancuran. Keadaaan tersebut juga menciptakan krisis kematian yang tidak dapat dicegah dan terus meroket. Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan, saat ini sudah lebih dari 24.000 orang tewas.

Walaupun telah luluh lantah, keadaan tersebut tidak menghentikan serangan dari Israel pada Gaza. Hingga Kamis, 18 Januari 2024 serangan masih terus dilayangkan. Ada 645 serangan kepada sistem kesehatan di wilayah Palestina, termasuk terhadap rumah sakit, ambulans, dan kendaraan yang mengantarkan pasokan. Serangan ini mengakibatkan 619 kematian dan 835 cedera.

[ad_2]

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *