[ad_1]
Jakarta, CNBC Indonesia – Perolehan suara PSI naik drastis dalam 30 jam, yakni mencapai 102 ribu suara. Data real count KPU terkini hingga pukul 19.00 WIB menunjukkan PSI memperoleh suara sebanyak 3,13% atau lebih dari 2,4 juta pemilih.
Angka itu sudah mendekati syarat masuk ke parlemen, yakni mengantongi perolehan suara 4%.
Penambahan suara PSI yang cukup signifikan mendapat sorotan dari publik. Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie angkat bicara.
“Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata Grace dalam keterangan tertulis, dikutip dari detikcom, Sabtu (2/3/3034).
Grace mengatakan saat ini lebih dari 70 juta suara belum terhitung. Menurut Grace, sebagian besar merupakan basis pendukung Presiden Jokowi yang akan menambah dukungan ke partainya.
“Apalagi hingga saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi di mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat,” ujarnya.
Grace lalu membandingkan perbedaan antara hasil quick count dengan rekapitulasi KPU juga terjadi pada partai-partai lain.
Dia mengambil contoh hitung cepat versi lembaga survei Indikator Indonesia atas PKB yang hasilnya 10,65 persen tapi berdasarkan rekapitulasi KPU mencapai 11,56 persen atau ada penambahan 0,91 persen.
Contoh lain, yakni suara Partai Gelora yang berdasarkan quick count 0,88 persen, sementara rekapitulasi KPU 1,44 persen alias selisih 0,55 persen.
PSI sendiri, menurut hitung cepat Indikator, ada di angka 2,66 persen sementara rekapitulasi KPU ada di 3,13 persen atau selisih 0,47 persen. Selisih PSI, kata Grace, lebih kecil dibanding kedua contoh sebelumnya.
“Kenapa yang disorot hanya PSI? Bukankah kenaikan dan juga penurunan terjadi di partai-partai lain? Dan itu wajar karena penghitungan suara masih berlangsung,” kata Grace.
Grace mengimbau agar masyarakat menunggu hasil penghitungan akhir KPU. Ia meminta agar tak ada penggiringan opini yang menyesatkan publik.
Artikel Selanjutnya
Dukung Prabowo-Gibran, Kaesang Ingin Pemilu Santun & Santuy
(fab/fab)
[ad_2]
Source link