[ad_1]

SOLOPOS.COM – Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Puji Astuti, mengatakan semua anak usia 0-7 tahun di Boyolali segera diimunisasi polio. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Sebanyak 106.642 anak usia 0-7 tahun di Boyolali bakal diimunisasi polio menyusul temuan satu kasus positif polio pada anak usia enam tahun di Manisrenggo, Klaten, pada Desember 2023 lalu.

Imunisasi dilakukan untuk mengantisipasi persebaran virus yang mengakibatkan lumpuh layu akut atau Acute Flaccid Paralysis (AFP). Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali menyebut ada 106.642 target sasaran imunisasi sesuai surat dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Nomor IM.02.03/C/4976/2023.

Surat tertanggal 28 Desember 2023 itu berisi petunjuk pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) dalam rangka penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) polio cVDPV2.

Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, menyampaikan imunisasi polio pada anak akan dilakukan sebanyak dua putaran. Putaran pertama pada 15 Januari 2024 dan ditargetkan selesai dalam sepekan.

Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, menyampaikan imunisasi polio pada anak akan dilakukan sebanyak dua putaran. Putaran pertama pada 15 Januari 2024 dan ditargetkan selesai dalam sepekan.

“Jadi dimulai 15 Januari itu di seluruh kabupaten di Jawa Tengah, seluruh kabupaten di Jawa Timur dan Kabupaten Sleman di Provinsi DIY, karena berbatasan langsung dengan Klaten,” jelas Puji saat berbincang dengan Solopos.com di Kantor Bupati Boyolali, Jumat (5/1/2024).

Kemudian, imunisasi polio putaran kedua akan dilaksanakan satu bulan setelah putaran pertama. Sub PIN dilaksanakan dengan memberikan imunisasi novel Oral Polio Vaccine type 2 (nOPV2) kepada seluruh anak usia 0-7 tahun tanpa memandang status imunisasi.

“Terkait pelaksanaan imunisasi, kami 9 Januari akan rakor [rapat koordinasi] lintas sektor. PIN akan dilakukan di Puskesmas, Posyandu, dan sekolah sesuai tingkatan umur,” kata dia.

Belum Ada Temuan Kasus Polio di Boyolali

Lebih lanjut, Puji menyampaikan untuk kasus polio di Boyolali sejauh ini belum ada laporan. Ia berharap tidak ada kasus polio di Boyolali. “Harapannya nanti, paling tidak kami bisa menjaga warga supaya jangan sampai ada yang terkena polio,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) bakal menggelar Sub PIN atau imunisasi Polio serentak dan massal di 35 kabupaten/kota pada awal 2024. Langkah tersebut diambil menyusul temuan satu kasus positif polio di Kecamatan Manisrenggo, Klaten.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jateng, Irma Makiah, mengatakan Sub PIN Polio merupakan pekan pemberian imunisasi polio. Tujuannya tak lain untuk mencegah dan memutus rantai virus penyakit polio yang mengakibatkan lumpuh layu pada anak.

“Iya, di Jateng hanya satu di Klaten itu saja [temuan kasus polio]. Meski hanya satu kasus di satu daerah, semua [kabupaten/kota] harus diulang [imunisasi] serentak tanpa melihat status vaksinasi sebelumnya. Karena bagaimanapun kan, si anak [positif] juga sempat jalan ke mana-mana,” kata Irma seperti diberitakan Solopos.com, Selasa (3/1/2024).

Kendati bakal melakukan Sub Pin Polio serentak, Dinkes Jateng saat ini masih melakukan koordinasi lebih lanjut dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Mengenai temuan kasus di Klaten, berawal dari anak usia enam tahun asal Manisrenggo yang mengalami demam, empat hari setelah pulang dari bepergian ke wilayah Sampang, Madura. Selain demam anak tersebut juga mengalami penurunan kemampuan otot kaki.

Anak tersebut kemudian dibawa berobat ke RSUP dr Sardjito Yogyakarta. Hasil pemeriksaan laboratorium biofarma yang keluar pada 20 Desember 2023 menyatakan anak tersebut positif polio. Sebelumnya, anak yang positif polio itu sebenarnya sudah pernah diimunisasi tetapi tidak lengkap. Imunisasi polio seharusnya diberikan empat kali.

Berita Terkait

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif

[ad_2]

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *