[ad_1]
Pertama, pada 27-28 Juli 2023, Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping di Chengdu, Provinsi Sichuan.
Pertemuan bilateral berlangsung pada 27 Juli 2023 selama 1 jam dilanjutkan dengan makan malam selama 2,5 jam. Kedua pemimpin negara pun sepakat bahwa Indonesia dan China akan terus mendorong investasi di Indonesia. Presiden Jokowi juga meminta dukungan untuk kawasan industri di Kalimantan Utara dan kerja sama di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dari pertemuan itu, dihasilkan delapan nota kesepahaman (MoU) mulai dari peningkatan ekspor produk tepung porang, bubuk tabasheer, sarang burung walet, penguatan kerja sama dalam hal produksi vaksin, alat diagnostik, manajemen sistem informasi kesehatan, perencanaan ibu kota baru, kerja sama “Two Countries Twin Park”, pendidikan bahasa hingga soal kerja sama ekonomi dan teknis.
China memang adalah mitra dagang terbesar Indonsia dengan nilai perdangangan pada 2022 mencapai lebih dari 133 miliar dolar AS (sekitar Rp2.002,8 triliun). Sementara di bidang investasi, China menjadi negara asal investor kedua terbesar bagi Indonesia dengan nilai 8,2 miliar dolar AS (sekitar Rp123,5 triliun) pada 2022.
Meski angka itu sudah besar, namun menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, potensinya masih lebih besar lagi dan akan terus ditingkatkan misalnya di bidang energi hijau, “fiberglass”, kesehatan hingga petrokimia.
Berselang tiga bulan kemudian, Presiden Jokowi kembali datang ke China, kali ini datang ke Beijing untuk menghadiri KTT Belt and Road Forum (BRF) pada 17-18 Oktober 2023.
Presiden Jokowi juga kembali bertemu dengan Presiden Xi Jinping, namun kali ini pertemuan didahului dengan upacara kenegaraan North Hall of the Great Hall of the People, Beijing. Dari 20 kepala negara/pemerintahan yang bertemu dengan Presiden Xi, hanya Presiden Jokowi saja yang mendapat kehormatan disambut dengan upacara kenegaraan.
Presiden Jokowi juga berpidato dalam sesi pleno BRF dengan menyatakan bahwa prinsip BRF dalam pembangunan infrastruktur harus terus terjaga, terlebih ketika situasi dunia makin terbelah, sehingga prinsip Belt and Road Initiative (BRI) tidak boleh dipolitisasi.
Menyusul Presiden Jokowi, pada 14-19 September 2023, Wakil Presiden Ma’ruf Amin juga mendatangi tiga kota di China yaitu ke Fuzhou, Nanning dan Shanghai.
Di Fuzhou, Wapres Ma’ruf bertemu dengan 10 orang CEO dan General Manager (GM) pengusaha dari Fujian, Tianjin dan Shanghai yang bergerak di sektor makanan, khususnya produk-produk perikanan dan kelautan.
Di pertemuan itu Wapres menyebut pemerintah berkomitmen untuk memfasilitasi investasi para pengusaha China di berbagai kawasan industri di Indonesia. Ia pun mengundang para pengusaha bisnis halal untuk berinvestasi di Indonesia.
Sementara di Nanning, Wapres Ma’ruf bertemu dengan PM Li Qiang untuk mempromosikan paviliun Indonesia di China-ASEAN Expo (CAEXPO) yang menampilkan produk unggulan dan pavilun “City of Charm” sekaligus produk unggulan provinsi Kalimantan Tengah. Tidak ketinggalan dibahas juga pembangunan kereta cepat maupun fasilitas mobil listrik, produk halal dan kerja sama bidang pendidikan vokasi kedua negara.
PM Li Qiang diketahui pada 6 September 2023 telah menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Terakhir di Shanghai, Wapres mengunjungi Kantor Perwakilan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Shanghai untuk bertemu dengan para pengusaha produk halal lokal, menunaikan shalat dzuhur di Masjid Pudong Shanghai dan berdialog dengan masyarakat Indonesia di Shanghai.
Selain Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin, para menteri dan kepala lembaga juga bergantian datang ke China.
Misalnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono datang pada 11-12 September 2023 untuk menghadiri World Water Congress ke-18 di Beijing demi mempromosikan Indonesia sebagai tuan rumah World Water Forum ke-10 tahun 2024.
Indonesia, menurut Basuki, perlu terus memperbaharui teknologi pengairan karena Indonesia sering mengalami kekeringan di satu tempat namun di tempat lain malah mengalami banjir.
“Ya ‘water management’ itu, ‘too much water flood, too little water drought, too dirty water polluted’. Dalam Al-Quran disebutkan ‘Aku turunkan air dalam jumlah yang cukup dan bersih’, itu firman Allah, jadi kalau sampai kekeringan, sampai banjir, sampai kotor itu kelakuan manusia, ‘water management’,” kata Basuki.
Basuki juga bertemu dengan masyarakat Indonesia di Wisma Indonesia, Beijing untuk berdialog dan menjelaskan progres pembangunan IKN yang direncanakan akan menjadi lokasi upacara HUT RI pada 2024.
Kemudian Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johanis Tanak juga datang ke Beijing untuk menandatangani nota kesepakatan (MoU) antara KPK dan National Commission of Supervision (NCS) pada 17 Oktober 2023.
Melalui MoU tersebut, kedua lembaga menyepakati penguatan dalam sejumlah area kerja sama seperti penyediaan informasi dan bantuan dalam kasus korupsi dan pencucian uang yang bersifat lintas negara, kerja sama praktis terkait pencarian orang yang korupsi, penelusuran aset, dan pemulihan hasil tindak pidana korupsi serta mendorong dan membangun integritas dari pegawai publik, edukasi dan kampanye antikorupsi.
MoU itu merupakan pembaharuan MoU yang ditandatangani pada 2007 lalu. Kerja sama itu pernah membuahkan hasil pada 2014 saat KPK dibantu saat penangkapan buronan Anggoro Widjojo di kota Shenzhen.
Kemudian ada Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly yang datang ke China pada 8 November 2023 untuk memberikan kuliah umum di University of International Business and Economics (UIBE), Beijing yang berbicara soal kemudahan berusaha di Indonesia hingga berkembangan IKN.
Selain itu Yasonna juga bersilaturahmi dengan masyarakat dan mahasiswa Indoensia di Wisma Indonesia, Beijing untuk mengajak mahasiswa Indonesia dapat mengabdikan ilmunya di tanah air setelah selesai berkuliah.
Selain para menteri, datang juga sejumlah kepala lembaga pemerintahan hingga Gubernur Bank Indonesia di China.
Pada 25-26 September 2023 Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo datang ke Beijing untuk hadir dalam Indonesia-China Business Forum dan memberikan kuliah umum di Tsinghua University.
Dalam forum tersebut, Perry mempromosikan lima alasan mengapa Indonesia menjadi lokasi tepat untuk investasi sekaligu menjelaskan soal local currency settlement (LCS) atau kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal.
Sistem itu menjadikan pelaku bisnis dapat melakukan pertukaran langsung antara mata uang yuan China dan rupiah Indonesia tanpa harus ditukarkan ke dolar AS lebih dahulu dan membuat biaya usaha dapat lebih efisien.
Kemudian ada Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko yang menghadiri Belt and Road Conference on Science and Technology Exchange” pada 6-7 November 2023 di Chongqing. Konferensi tersebut adalah salah satu kelanjutan kerja sama BRF.
Menurut Handoko, lembaga yang dipimpinnya, adalah badan riset negara termuda di dunia karena baru didirikan 2,5 tahun setelah mengintegrasi 49 lembaga termasuk Kementerian Riset dan Teknologi, 4 badan riset utama di Indonesia ditambah 44 unit riset dan penelitian di berbagai kementerian/lembaga.
“Kami membuat ‘platform’ penelitian kami sendiri yang terbuka menjadi ‘platform’ yang dapat digunakan siapapun mana pun yang mau mendukung penelitian baik pengadaan sumber daya manusia maupun infrasturktur penelitian. Semua pihak diundang dan dapat berkolaborasi dalam kerja sama jangka panjang baik di bawah ‘Belt and Road Innitiative’ maupun secara bilateral,” kata Handoko.
Selain Kepala BRIN, Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko juga mengunjungi Chongqing pada 11 Oktober 2023 untuk membahas kerja sama kendaraan listrik dan agrikultur dengan pemerintah kota tersebut.
Kendaraan listrik, menurut Moeldoko, menjadi isu yang berkembang di Indonesia. Hal teresbut sejalan dengan perkembangan teknologi di Chongqing yang punya keunggulan di bidang teknologi tinggi dan industri berat seperti mobil listrik, mobil pintar dan telepon selular.
Magnet China
China sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia memang memiliki daya tarik bagi negara-negara di kawasan, termasuk Indonesia.
Daya tarik itu tetap kuat meski lembaga pemeringkat keuangan Moody’s mengurangi prospek obligasi China dari stabil menjadi negatif namun tetap mempertahankan peringkat jangka panjang A1 pada obligasi pemerintah.
Alasannya adalah Moody’s menilai penggunaan stimulus fiskal untuk mendukung pemerintah daerah dan sektor properti yang memburuk menimbulkan risiko bagi perekonomian negara tersebut.
Dalam laporannya, Moody’s mengatakan perubahan penilaian dilakukan seiring dengan melemahnya sektor properti di China yang memicu peralihan ke arah stimulus fiskal, sehingga China meningkatkan pinjamannya sebagai langkah utama untuk meningkatkan perekonomian. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran mengenai tingkat utang negara sebab China berada pada jalur rekor penerbitan obligasi pada tahun ini.
Berdasarkan rilis dari Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) pada 29 November 2023, memang pertumbuhan ekonomi China diperkirakan melambat karena terus bergulat dengan gelembung properti yang pecah dan rendahnya konsumsi menghadapi meningkatnya ketidakpastian prospek ekonomi.
OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi China turun dari 5,2 persen pada 2023 menjadi 4,7 persen (pada 2024 meski naik tipis dari proyeksi September 2023 sebesar 5,1 persen dan 4,2 persen.
Sedangkan Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi perekonomian China tumbuh 5,4 persen pada 2023 dan 4,6 persen pada 2024.
Menanggapi hal tersebut, pemerintah China tetap yakin dengan kemampuan pertumbuhan ekonominya dapat berdampak positif pada negara-negara di dunia.
“China secara umum dianggap sebagai penggerak terbesar perekonomian dunia. China juga memiliki pasar berskala besar dengan potensi terbesar di dunia,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin.
Kebijakan makroekonomi yang diperkenalkan oleh pemerintah China, menurut Wang Wenbin, telah memberikan dorongan yang kuat terhadap perekonomian.
“Terdapat ruang yang luas untuk meningkatkan implementasi kebijakan moneter dan fiskal. Reformasi yang semakin mendalam dan keterbukaan di China memberikan dorongan kuat bagi pembangunan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan,” ungkap Wang Wenbin.
Presiden Xi Jinping sendiri menegaskan bahwa arah dan nilai politik luar negeri China adalah sebagai negara besar.
“Sangat penting bagi China untuk mengambil tanggung jawab sebagai negara besar. Kita perlu mengadvokasi semangat kemerdekaan, memperjuangkan pembangunan yang damai dan mempromosikan stabilitas dan kemakmuran global,” kata Presiden Xi Jinping dalam Konferensi Pusat mengenai Politik Luar Negeri yang dilaksanakan di Beijing pada 28 Desember 2023.
Baik Indonesia maupun China adalah dua negara yang saling membutuhkan satu sama lain, sudah sewajarnya kerja sama kedua negara pun dapat saling menguntungkan dan terlebih penting memberikan manfaat bagi masyarakat kedua negara.
[ad_2]
Source link