[ad_1]
Kamis, 25 Januari 2024 | 12:21 WIB
Surya Lesmana / LES
Ilustrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). (ebsedu.org)
Seoul, Beritasatu.com – Korea Utara (Korut) dilaporkan sedang mengembangkan kecerdasan buatan (AI) yang menimbulkan kekhawatiran bakal digunakan untuk peretasan hingga serangan siber.
Diketahui, sanksi internasional yang dikenakan atas program senjata nuklirnya, kemungkinan telah menghambat upaya Korea Utara untuk mendapatkan perangkat keras AI. Namun, penulis studi Hyuk Kim dari James Martin Center for Nonproliferation Studies (CNS) di California menyatakan, tampaknya negara tersebut tetap mengejar teknologi terbaru.
“Upaya Korea Utara baru-baru ini dalam pengembangan AI menandakan investasi strategis untuk meningkatkan ekonomi digitalnya,” ujar Kim, yang mengutip informasi sumber terbuka termasuk media dan jurnal pemerintah dan diterbitkan oleh proyek 38 North.
Laporan tersebut menyatakan, beberapa peneliti AI di Korea Utara telah berkolaborasi dengan peneliti asing, termasuk dengan Tiongkok.
Dinas intelijen Korea Selatan mengatakan pada Rabu (24/1/2024), pihaknya telah mendeteksi tanda-tanda bahwa peretas Korea Utara telah menggunakan AI generatif untuk mencari target dan mencari teknologi yang diperlukan untuk peretasan, meskipun tampaknya mereka belum menggunakannya dalam serangan siber yang sebenarnya.
Badan Intelijen Nasional Korsel mengatakan pihaknya memantau situasi dengan cermat.
Korea Utara mendirikan Institut Penelitian Kecerdasan Buatan pada 2013 dan dalam beberapa tahun terakhir beberapa perusahaan telah mempromosikan produk komersial yang menampilkan AI.
Teknologi komunikasi sangat dibatasi dan diawasi di Korut yang otoriter.
Selama pandemi Covid-19, Korea Utara menggunakan AI untuk membuat model guna mengevaluasi penggunaan masker yang tepat dan memprioritaskan indikator gejala klinis infeksi.
Para ilmuwan Korea Utara juga telah menerbitkan penelitian mengenai penggunaan AI untuk menjaga keamanan reaktor nuklir.
Pengawas nuklir PBB dan para ahli independen mengatakan bulan lalu bahwa reaktor baru di kompleks nuklir Yongbyon Korea Utara tampaknya beroperasi untuk pertama kalinya, yang berarti sumber plutonium potensial untuk senjata nuklir.
Simak berita dan artikel lainnya di
Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
Bagikan
[ad_2]
Source link