[ad_1]
JAKARTA, KOMPAS.com – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengingatkan semua pihak agar tidak menyampaikan pernyataan tendensius terkait rekapitulasi suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang masih berproses.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menyampaikan ini demi merespons sejumlah kalangan yang menyoroti lonjakan suara PSI dalam beberapa hari terakhir dalam rekapitulasi real count KPU.
“Penambahan, termasuk pengurangan suara, selama proses rekapitulasi, adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata Grace dalam keterangannya, Sabtu (2/3/2024).
Baca juga: Kata KPU soal Suara PSI yang Tiba-tiba Melonjak di Situs Real Count
Grace menambahkan, hingga saat ini masih ada puluhan juta suara yang belum dihitung.
Menurut dia, mayoritas suara itu berada di basis suara pendukung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sehingga suara PSI masih bisa bertambah lagi.
“Apalagi hingga saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi di mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat,” ujar Grace.
Lebih lanjut, Grace mengingatkan, ada partai politik lain yang mengalami peningkatan persentase suara di rekapitulasi KPU, di antaranya PKB dan Partai Gelora.
Dia mencontohkan, dalam quick count atau hitung cepat versi lembaga survei Indikator Indonesia, PKB mendapat 10,65 persen suara. Namun berdasarkan rekapitulasi KPU sudah mencapai 11,56 persen atau ada penambahan 0,91 persen.
Selanjutnya, Partai Gelora mendapat 0,88 persen suara dalam quick count. Sementara dalam rekapitulasi KPU sudah mencapai 1,44 persen atau bertambah 0,55 persen.
Baca juga: PSI Usulkan Ada Fraksi Khusus di DPR untuk Caleg yang Lolos DPR, tetapi Partainya Tidak
Grace lantas menyebut partainya dalam hitung cepat lembaga survei Indikator, memperoleh angka 2,66 persen suara.
Sedangkan dalam rekapitulasi KPU kini ada di angka 3,13 persen atau selisih 0,47 persen. Grace mengatakan selisih PSI lebih kecil dibanding kedua contoh sebelumnya.
“Kenapa yang disorot hanya PSI? Bukankan kenaikan dan juga penurunan terjadi di partai-partai lain? Dan itu wajar karena penghitungan suara masih berlangsung,” kata Grace.
Grace pun meminta semua pihak bersikap adil dan proporsional. Ia meminta semua pihak menunggu hasil rekapitulasi akhir dari KPU.
“Kita tunggu saja hasil perhitungan akhir KPU. Jangan menggiring opini yang menyesatkan publik,” pungkas Grace.
Diberitakan Tribunnews.com, perolehan suara PSI meroket hanya dalam waktu tiga hari berdasarkan hasil hitung suara manual atau real count KPU dari 29 Februari-2 Maret 2024.
Baca juga: Nasib PSI di Kolam Besar Pendukung Jokowi
Dalam rentang waktu tersebut, suara PSI bertambah dari 2.171.907 atau 2,86 persen pada Kamis (29/2/2024) pukul 10.00 WIB menjadi 2.402.268 atau 3,13 persen pada Sabtu (2/3/2024) pukul 15.00 WIB.
Artinya, suara PSI bertambah sebanyak 230.361 suara dalam kurun waktu tiga hari.
Sementara, dalam kurun waktu yang sama, jumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang hasilnya tercatat di situs real count KPU bertambah 2.240, dari 539.084 TPS menjadi 541.324 TPS.
Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa PSI memperoleh tambahan 203.361 suara dari 2.240 TPS.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
[ad_2]
Source link