[ad_1]
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Seperti diungkapkan Alvin Toffler bahwa kekuatan dunia dibagi menjadi tiga. Pertama, kekuatan otot sebagai kekuatan paling rendah dan tidak berharga. Kedua, kekuatan ekonomi sebagai kekuatan kelas menengah. Ketiga, kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kekuatan paling tinggi yang menentukan peradaban dunia mutakhir.
Negara yang rendah kualitas ilmu pengetahuan dan teknologinya akan menjadi bangsa kuli, tidak disegani, dan tidak dihormati bangsa-bangsa lain.
Posisinya pun selalu menjadi objek eksploitasi negara-negara maju. Dalam persaingan ekonomi tingkat dunia, negara-negara yang miskin inovasi teknologi hanya berpotensi sebagai pasar subur negara-negara maju yang tidak mampu bersaing di pasar global.
Dalam hal kebudayaan, negara-negara yang rendah kualitas teknologinya menjadi inferior dan underestimate. Dalam aspek politik global, mereka tidak diperhitungkan.
Lihat saja, suara dari Liga Arab dan OKI (Organisasi Konferensi Islam) tidak mendapat respons serius dari negara-negara maju. Tapi, coba saja, kalau Rusia, Prancis, Inggris, dan China yang bersuara lantang, Israel dan Amerika akan meresponsnya. Kritik pedas bahkan demonstrasi anti-zionis di seluruh dunia tidak menyulutkan semangat Israel memborbardir Jalur Gaza yang baginya adalah penghalang utama menguasai daerah pendudukan tersebut.
Umat Islam di Jalur Gaza hanya bermodal tekad, semangat, dan pantang mundur menegakkan agama Allah dari serangan musuh. Dari kalkulasi matematis, Israel akan menang melawan Hamas walaupun di lapangan semuanya bisa terjadi, semua tergantung strategi dan taktik yang digunakan. Namun, harus diakui, agresi Israel ke Palestina ini membuat umat Islam hanya menjadi penonton dan objek pembantaian biadab.
Revolusi sains dan teknologi
Kalau negara-negara Islam ingin bersuara lantang menghadapi hegemoni Israel-Amerika, tidak ada cara lain, kecuali meningkatkan pengembangan sains dan teknologi mutakhir untuk mengimbangi kecanggihan teknologi negara-negara maju dari Amerika dan sekutunya.
Menurut Amich Alhumami (2008), sejarah kemajuan bangsa-bangsa di dunia merupakan sejarah tentang keunggulan sebuah peradaban yang unsur paling elementernya adalah sains teknologi.
Pencapaian sains teknologi sangat tergantung pada daya dukung kelembagaan, terutama perguruan tinggi dan lembaga riset yang berfungsi sebagai pusat keunggulan.
Perguruan tinggi dan lembaga riset merupakan bagian dari infrastruktur paling penting dalam proses pengembangan sains teknologi di negara-negara maju di Eropa dan Amerika.
sumber : Harian Republika
[ad_2]
Source link