[ad_1]
Kampus ITS, ITS News – Perkembangan teknologi dianggap sebagai alternatif yang efektif untuk mengatasi tantangan iklim yang tengah dihadapi. Untuk itu, Ecoxyztem, perusahaan yang berfokus pada penghubungan para ahli di bidang teknologi iklim menyelenggarakan kegiatan roadshow Climate Innovation Acceleration. Acara ini dilaksanakan di Gedung Research Center Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Kamis (29/2).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Drs Dedik Irianto MM, menyoroti pentingnya sikap serius dalam menghadapi perubahan iklim ekstrim yang tengah terjadi. Ia menyampaikan keprihatinan terhadap fenomena seperti angin tornado, hujan es, dan banjir yang belakangan ini dapat mengancam keselamatan ekosistem bumi. Dedik menekankan perlunya langkah-langkah proaktif untuk melindungi lingkungan dari dampak buruk perubahan iklim yang semakin nyata.
Lebih lanjut, Dedik menegaskan bahwa menanggulangi masalah iklim memerlukan kolaborasi dan usaha bersama dari berbagai pihak. “Pemerintah kota telah berkomitmen dengan upaya konkrit, seperti pembangunan instalasi pembangkit listrik dari sampah serta pengembangan taman-taman aktif di Surabaya,” tambahnya, menekankan perlunya solusi terpadu untuk menjaga keseimbangan lingkungan.
Mendukung percepatan solusi masalah lingkungan tersebut, sesi talkshow ini turut dihadiri oleh para startup dan ahli, termasuk dosen ITS, Prof Adjie Pamungkas ST MDevPlg PhD, Chief Executive Officer (CEO) Garda Pangan, Eva Bachtiar, CEO Crustea, Roikhanatun Nafi’ah, dan Rheza Varianto Yudhistira yang menjabat sebagai CEO Buang Disini. Dengan melibatkan para pemangku kepentingan ini, diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi dalam menanggulangi permasalahan lingkungan.
Keempat narasumber ini mengungkapkan bahwa konsep yang mereka usung bermula dari perhatian terhadap isu lingkungan sekitar. Menurut mereka, peluang bisnis sejatinya muncul dari tekad untuk mengatasi masalah iklim. “Pada saat itu, kami sama-sama menyadari dan satu suara bahwa penanganan sampah dapat menjadi sektor yang sangat berpotensi jika dikelola dengan optimal,” ungkap Rheza.
CEO Buang Disini tersebut menekankan pentingnya strategi khusus dalam menerapkan bisnis berbasis lingkungan. Dalam pandangannya, untuk menarik perhatian pelanggan, diperlukan langkah-langkah konkret seperti pembangunan sistem yang aman bagi pelanggan. Hal ini tidak hanya mencakup kenyamanan pelanggan, tetapi juga menjadikan keberlanjutan lingkungan sebagai nilai tambah.
Para ecopreneur, menurut CEO tersebut, telah berhasil menerapkan pendekatan efisien dalam menggaet pelanggan. Salah satu strategi yang terbukti efektif adalah memberikan insentif atau hadiah kepada konsumen yang mendukung bisnis berkelanjutan. Rheza dan para ahli lain percaya bahwa melalui strategi-strategi seperti ini, bisnis dapat tidak hanya berfokus pada profitabilitas tetapi juga berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
Lebih dari itu, roadshow ini bukan hanya sekadar sesi talkshow, melainkan juga merupakan salah satu bagian dari rangkaian acara yang merayakan Climate Innovation Acceleration (CIA). CIA sendiri merupakan program akselerasi untuk startup yang menghubungkan para talenta di bidang teknologi iklim (climate-tech) dengan inovasi yang memiliki potensi untuk mempercepat penyelesaian tantangan iklim.
Program ini memiliki target yang ambisius, mencakup lebih dari 3.000 mahasiswa yang tersebar di berbagai kota besar Indonesia. Selain memberikan manfaat bagi mahasiswa, program ini juga berupaya mendukung pertumbuhan 30 startup atau ecopreneur dengan memberikan pendampingan serta akses ke pasar yang lebih luas. Kolaborasi ini diharapkan mampu membuka pintu bagi partisipasi lebih luas dari mahasiswa dan pelaku bisnis berbasis lingkungan.
Dengan melibatkan HSBC Indonesia sebagai mitra, program ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi para pesertanya, tetapi juga menciptakan sinergi yang kuat antara sektor pendidikan, bisnis, dan keuangan. ITS melalui Smart Eco Campus juga turut gencar untuk menggerakan sivitas akademika dalam berkontribusi aktif dalam kegiatan dengan kepedulian lingkungan dan sosial.
Dengan demikian, diharapkan bahwa program roadshow ecopreneur bersama Ecoxyztem bukan hanya sekadar inisiatif terisolasi, melainkan sebuah langkah nyata menuju kolaborasi lintas sektor yang dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan dalam menjawab tantangan perubahan iklim. (*)
Reporter: Hani Aqilah Safitri
Redaktur: Fauzan Fakhrizal Azmi
[ad_2]
Source link