[ad_1]

Jakarta

Angin kencang merusak sejumlah bangunan di Rancaekek Bandung, Jawa Barat. Apakah angin kencang di Rancaekek tergolong tornado?

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan puting beliung merupakan fenomena angin kencang yang bentuknya berputar kencang menyerupai belalai dan dapat menimbulkan kerusakan di sekitar lokasi kejadian. Dia mengatakan puting beliung terbentuk dari sistem awan cumulonimbus (CB), yang memiliki karakteristik menimbulkan terjadinya cuaca ekstrem.

Meski demikian, lanjut Andri, setiap ada awan cumulonimbus tidak melulu terjadi fenomena puting beliung. Sebab, menurutnya, puting beliung tergantung bagaimana kondisi labilitas atmosfernya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kejadian angin puting beliung dapat terjadi dalam periode waktu yang singkat dengan durasi kejadian umumnya kurang dari 10 menit. Prospek secara umum untuk kemungkinan terjadinya dapat diidentifikasi secara general, di mana fenomena puting beliung umumnya dapat lebih sering terjadi pada periode peralihan musim dan dan tidak menutup kemungkinan terjadi juga di periode musim hujan,” kata Andri, kepada wartawan, Kamis (22/2/2024).

Andri mengatakan fenomena puting beliung dengan tornado memang memiliki kemiripan secara visual. Terdapat pusaran angin kuat dan potensi merusak.

“Istilah tornado itu biasa dipakai di wilayah Amerika dan ketika intensitasnya meningkat lebih dahsyat dengan kecepatan angin hingga ratusan km/jam dengan dimensi yang sangat besar hingga puluhan kilometer, maka dapat menimbulkan kerusakan yang luar biasa,” jelasnya.

“Sementara itu, di Indonesia, fenomena yang mirip tersebut diberikan istilah puting beliung dengan karakteristik kecepatan angin dan dampak yang relatif tidak sekuat tornado besar yang terjadi di wilayah Amerika. Sehingga kami mengimbau bagi siapa pun yang berkepentingan, untuk tidak menggunakan istilah yang dapat menimbulkan kehebohan di masyarakat, cukuplah dengan menggunakan istilah yang sudah familiar di masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat dapat memahaminya dengan lebih mudah,” lanjut Andri.

Berdasarkan catatan BMKG, fenomena puting beliung telah terjadi beberapa kali di wilayah Bandung. Pada 5 Juni 2023 terjadi di Desa Bojongmalaka, Desa Rancamanyar, dan Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah-Bandung.

Fenomena tersebut juga menyebabkan 110 rumah rusak di Bojongmalaka, 20 rumah rusak di Kelurahan Andir, dan 11 rumah rusak di Rancamayar. Kemudian Pada tahun 2023 juga terjadi puting beliung di Bandung pada bulan Oktober di Banjaran dan bulan Desember di Ciparay. Lalu 18 Februari 2024, puting beliung terjadi juga di Parongpong Bandung Barat.

“Dalam beberapa hari terakhir, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem untuk wilayah Jawa Barat yang menyebutkan bahwa potensi cuaca ekstrem termasuk hujan intensitas lebat berpotensi terjadi di wilayah Sumedang dan Bandung,” kata Andri.

Hal itu diperkuat dengan dikeluarkannya peringatan dini cuaca ekstrem untuk periode 1-6 jaman pada tanggal 21 Februari 2024 mulai pukul 11.30 WIB hingga pukul 16.40 WIB sebanyak 4 kali pada hari terjadinya fenomena cuaca ekstrem puting beliung di Jatinangor dan Rancaekek.

Simak Video: Sederet Fakta Puting Beliung Terjang Bandung-Sumedang

[Gambas:Video 20detik]

(idn/imk)

[ad_2]

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *