[ad_1]
Strategi ini bisa mengurangi dampak buruk akibat stres, baik dari segi kesehatan fisik ataupun jiwa.
Ani menyebut faktor terjadinya stres pada peserta pemilu antara lain adanya tekanan untuk menang atau memenuhi harapan pribadi dan kelompok, investasi waktu, tenaga, dan biaya yang besar selama kampanye, dan dinamika persaingan yang tinggi dan terkadang negatif.
“Lalu adanya ketidakpastian hasil dan dampaknya terhadap karir atau masa depan politik mereka,” ujar Ani.
Ani berharap setiap peserta pemilu dapat memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, mencari dukungan dan bantuan profesional ketika menghadapi tekanan mental atau emosional, dan menjalin komunikasi yang efektif.
Lalu mendapatkan dukungan sosial dari keluarga, teman, serta rekan kerja, menerima hasil pemilu dengan sikap positif dan konstruktif, serta mengakui segala kemungkinan dengan lapang dada.
Sebelumnya Pemprov DKI Jakarta menyiapkan fasilitas kesehatan (faskes) dan layanan kesehatan jiwa bagi peserta Pemilu 2024 di puluhan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat.
“Bila ada peserta pemilu, calon legislatif (caleg), atau tim sukses (timses) stres hingga gangguan jiwa atau kesehatan mental karena gagal dan perlu pendampingan psikolog, maka kami siap. Mereka tersebar di 25 puskesmas se-DKI Jakarta dan 13 RSUD,” kata Ani .
[ad_2]
Source link