[ad_1]

CEDERA saat olahraga mungkin mimpi buruk bagi kebanyakan atlet. Kekhawatiran tidak bisa lagi olahraga menghantui mereka pasca cedera terjadi. Namun, hal itu kini tidak sepenuhnya benar. Sebab, dengan penanganan yang tepat dan holistik, atlet yang alami cedera olahraga bisa kembali berolahraga. Simak ulasan selengkapnya di artikel ini.

Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang juga Ahli Orthopaedi dan Traumatologi Prof Andri Maruli Tua Lubis, sekarang penanganan cedera olahraga sudah semakin berkembang. Hal itu memengaruhi kesembuhan atlet.

“Perkembangan ilmu pengobatan cedera olahraga sangat pesat. Itu menjanjikan atlet bisa berolahraga kembali pasca cedera,” papar Prof Andri dalam acara Pengukuhan Guru Besar FKUI, Sabtu (17/2/2024).

Di kesempatan tersebut, Prof Andri menjelaskan apa saja terapi pengobatan cedera olahraga yang sekarang bisa dilakukan.

Jika sebelumnya penanganan cedera olahraga hanya dilakukan dengan operasi bukaan besar, kini dapat dilakukan secara minimal invasif atau sayatan kecil menggunakan alat bernama arthroscopy.

Olahraga

“Arthroscopy ini semacam teropong sendi mirip endoskopi. Dengan bantuan arthroscopy, dokter bisa mengakses ke dalam sendi, melakukan evaluasi, dan menangani kerusakan yang terjadi dengan sayatan kecil,” kata Prof Andri.

Operasi dengan sayatan kecil sangat menguntungkan, karena dapat memperpendek masa rehabilitasi dan pemulihan lebih cepat. Selain itu, terapi pengobatan cedera olahraga yang kini sudah bisa dilakukan adalah dengan melibatkan banyak pihak. Terapi holistik ini memungkinkan kesembuhan atlet lebih besar.

“Pengobatan yang holistik atau menyeluruh dan terpadu itu bisa memaksimalkan penyembuhan. Jadi, pengobatan gak hanya berhenti pada operasi,” kata Prof Andri.

Pada penanganan holistik dan terpadu, atlet yang alami cedera olahraga akan menjalani operasi yang dilakukan oleh dokter orthopaedi dan traumatologi. Lalu, pada proses pemulihannya melibatkan dokter rehabilitasi medik dan pelatihan dibantu oleh dokter olahraga.



Follow Berita Okezone di Google News


Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya

“Bahkan, selain dokter yang dikerahkan untuk penanganan cedera olahraga, dalam pengobatan holistik juga melibatkan coach atau pelatih, pun terapis di mana atlet tersebut bernaung,” kata Prof Andri.

Pengobatan cedera olahraga di era modern seperti ini bahkan telah melibatkan penggunaan sel punca. Ini diklaim berhasil, salah satunya terjadi di RSCM Kencana pada 2012.

Di momen itu, dokter menggunakan sel punca untuk mengatasi defek pada tulang rawan atlet. Transplantasi dinyatakan berhasil hingga atlet bisa kembali berolahraga dan ini menjadi tindakan pertama di Indonesia. Kemudian, ada juga pemanfaatan derivat metabolit sel pucak seperti sekretom dan eksosom dalam penanganan cedera olahraga.

“Jadi, apabila ditangani dengan baik, atlet yang cedera bisa ditolong bahkan dapat berolahraga lagi dengan performa terbaik dan mencapai prestasi emas untuk Indonesia,” kata Prof Andri.

“Semoga atlet Indonesia dapat memberikan usaha terbaik tanpa rasa khawatir tentang masa depan setelah selesai berkompetisi ataupun apabila mengalami cedera,” tuturnya.

[ad_2]

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *