[ad_1]
JAKARTA, KOMPAS — Bermusik bukan sekadar hiburan untuk kesenangan semata. Penelitian terbaru menyebutkan, rutin memainkan alat musik mendukung kesehatan otak manusia, terutama pada orang berusia 40 tahun ke atas.
Laporan penelitian yang dilakukan sejumlah ahli di University of Exeter, Inggris, itu telah diterbitkan di International Journal of Geriatric Psychiatry, Minggu (28/1/2024). Memainkan alat musik dikaitkan dengan kinerja memori otak yang jauh lebih baik di usia tua.
”Pendidikan dan keterlibatan dalam aktivitas musik sepanjang hidup menjadi sarana memanfaatkan cadangan kognitif sebagai bagian dari gaya hidup pelindung untuk kesehatan otak,” tulis laporan riset tersebut.
Baca juga : Berolahraga sambil Mendengarkan Musik Bisa Mengurangi Kelelahan
Para ilmuwan menganalisis data lebih dari 1.000 orang berusia 40 tahun ke atas untuk melihat pengaruh memainkan alat musik atau bernyanyi dalam paduan suara terhadap kesehatan otak. Peneliti kemudian meninjau pengalaman bermusik peserta serta hasil pengujian kognitif untuk menentukan apakah musikalitas membantu menjaga ketajaman otak.
Hasilnya, memainkan alat musik, terutama piano, dikaitkan dengan peningkatan memori dan kemampuan menyelesaikan tugas-tugas kompleks yang dikenal sebagai fungsi eksekutif. Memainkan alat musik secara rutin akan memberikan manfaat lebih besar.
Temuan tersebut mengonfirmasi hasil penelitian sebelumnya sehingga menambah basis bukti yang mengaitkan keterlibatan musik dengan kesehatan kognitif. Belajar memainkan alat musik memiliki dampak jangka panjang pada berbagai aspek kognisi.
Hasilnya, memainkan alat musik, terutama piano, dikaitkan dengan peningkatan memori dan kemampuan menyelesaikan tugas-tugas kompleks yang dikenal sebagai fungsi eksekutif.
Riset ini juga menunjukkan, bernyanyi mendukung kesehatan otak meskipun hal ini mungkin juga disebabkan faktor sosial karena menjadi bagian dari paduan suara atau kelompok bermusik.
Meski demikian, penelitian tidak menemukan hubungan antara mendengarkan musik dan kemampuan kognitif. Hal ini mungkin saja disebabkan keterbatasan penelitian dalam menilai domain dan hasil yang bervariasi berdasarkan jenis musik yang didengarkan orang.
Profesor riset demensia di University of Exeter, Anne Corbett, mengatakan, sejumlah penelitian telah mengamati pengaruh musik terhadap kesehatan otak. Pihaknya berupaya mengeksplorasi hubungan antara kinerja kognitif dan musik pada kelompok orang dewasa.
Baca juga: Tidur Tidak Teratur Lebih Berisiko Mengalami Demensia
”Secara keseluruhan, kami berpendapat bahwa bermusik dapat menjadi cara untuk memanfaatkan ketangkasan dan ketahanan otak, yang dikenal sebagai cadangan kognitif,” ujarnya.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki hubungan tersebut. Namun, riset itu menunjukkan pendidikan musik akan menjadi bagian penting dari inisiatif kesehatan masyarakat untuk mempromosikan gaya hidup yang protektif bagi kesehatan otak.
”Dorong orang lanjut usia untuk kembali bermusik di kemudian hari. Terdapat banyak bukti mengenai manfaat kegiatan bermusik bagi penderita demensia. Pendekatan ini dapat diperluas sebagai bagian dari program penuaan yang sehat bagi orang lanjut usia agar mereka dapat secara proaktif mengurangi risiko dan meningkatkan kesehatan otak,” ujar Corbett.
Stuart Douglas, pemain akordeon berusia 78 tahun dari Cornwall, Inggris, telah memainkan instrumen tersebut sepanjang hidupnya. Saat ini ia bergabung dengan grup musik Cober Valley Accordion Band serta Royal Scottish Country Dance Society.
”Saya belajar bermain akordeon ketika saya masih anak-anak yang tinggal di desa pertambangan dan kemudian melanjutkan karier saya di kepolisian dan seterusnya. Saat ini saya masih rutin bermain. Kami yakin bahwa melanjutkan bermusik hingga usia lanjut telah memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan otak,” katanya.
[ad_2]
Source link