[ad_1]
Jakarta –
Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof Ali Ghufron Mukti menyoroti tingginya lonjakan beban pembiayaan untuk penyakit demam berdarah dengue (DBD). Lonjakan yang terjadi bahkan menyebabkan beban penyakit BPJS Kesehatan mencapai lebih dari Rp 1 triliun pada 2022.
“Untuk pembiayaan penyakit DBD ini di BPJS Kesehatan itu sekitar 626 miliar di tahun 2021, terus di tahun 2022 itu meningkat sampai Rp 1,3 triliun jadi naiknya tajam sekali,” ucap Prof Ghufron ketika ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Rabu (17/1/2024).
Prof Ghufron mengungkapkan ada beberapa faktor yang menyebabkan lonjakan beban BPJS Kesehatan untuk penyakit DBD. Beberapa di antaranya adalah karena lonjakan kasus yang terjadi dan tingkat kepercayaan masyarakat untuk menggunakan BPJS Kesehatan yang juga bertambah.
“Iya tentu kasusnya kan meningkat, dan selain itu kepercayaan masyarakat pada BPJS kesehatan itu kan juga meningkat tajam, utilisasinya juga meningkat,” jelas Prof Ghufron.
Meningkatnya kepercayaan masyarakat untuk menggunakan BPJS Kesehatan menurutnya tidak hanya berpengaruh pada penyakit DBD, namun juga penyakit lainnya secara keseluruhan. Ia mengungkapkan bahwa BPJS Kesehatan pada tahun 2023 mengeluarkan biaya tambahan lebih dari Rp 40 triliun untuk biaya rumah sakit.
Menurut data Kementerian Kesehatan RI, kasus DBD tahun 2022 di Indonesia mencapai 143.184 kasus. Salah satu target yang diharapkan Kemenkes adalah pada tahun 2030 tidak ada kasus kematian akibat DBD.
“Sedangkan untuk angka kematian di data kami itu tahun 2022, 1.236 kasus kematian, jadi luar biasa besar. Tetapi baru-baru ini kita lihat ada vaksinasi yang dulu susah sekali untuk bisa menemukan vaksin DBD sekarang sudah ada. Jadi mulai umur 6-45 tahun itu bisa divaksinasi,” pungkasnya.
Simak Video “BPJS Kesehatan Keluarkan Biaya Kapitasi 9.8T“
(avk/kna)
[ad_2]
Source link