[ad_1]

Tangerang (ANTARA) – Koordinator laboratorium workshop kayu Emanuel Agung Wicaksono mengatakan arsitek masa kini wajib mengembangkan keterampilan dan juga menguasai berbagai perangkat teknologi.

Ia menjelaskan kemampuan mengintegrasikan inovasi teknologi ke dalam bidang arsitektur menjadi kunci bagi para calon arsitek untuk berkembang dan unggul di masa depan.

“Arsitek masa kini harus memiliki keahlian dalam menggunakan software untuk merancang atau mendesain sebuah bangunan,” kata Emanuel dalam keterangannya di Tangerang, Banten, Sabtu.

Di era yang serba canggih, segala hal terkait desain juga lebih banyak dilakukan secara digital dengan memanfaatkan teknologi komputer misalnya modelling, rendering, maupun menghasilkan output visual lainnya.

Baca juga: Stafsus Presiden: Kang Emil diundang Jokowi ke IKN sebagai arsitek
Baca juga: Mahasiswa arsitek UBH kuliah di pabrik semen tertua Asia Tenggara

Selain itu, mempelajari teknologi komputer juga diperlukan agar dapat membantu proses merancang dan menghasilkan karya arsitektur yang baik.

“Seorang arsitek juga perlu memahami aspek material yang dibutuhkan, volume dan dimensi bangunan, memikirkan bagaimana bangunan yang dirancangnya memiliki ruang yang nyaman, dan banyak hal lainnya. Rancangan bangunan yang kompleks ini tentunya dapat dibantu oleh teknologi,” kata Emanuel.

Dosen program studi (prodi) Arsitektur Universitas Pelita Harapan Jacky Thiodore ini menambahkan untuk menambah wawasan mahasiswa yang merupakan calon arsitek maka perlu juga adanya kolaborasi dengan perusahaan arsitektur yang ada di dalam maupun luar negeri.

“Arsitektur merupakan bidang keilmuan yang membutuhkan banyak pembelajaran praktik. Oleh karena itu, fasilitas yang mumpuni menjadi kunci dalam mendukung pembelajaran calon arsitek,” kata dia.

Terkait fasilitas, ia mengatakan saat ini mahasiswa dikenalkan dengan teknologi building information modeling (BIM), dengan standar terkini di dunia architecture, engineering, construction (AEC).

“Dengan BIM, mahasiswa dapat melakukan simulasi dan visualisasi desain, serta mengidentifikasi dan memperbaiki potensi kesalahan sebelum praktik,” ujarnya.

Baca juga: Sosok arsitek utama di balik Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra
Baca juga: Mendag: Arsitek bisa manfaatkan perjanjian dagang masuk pasar global

[ad_2]

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *