[ad_1]

APECX 2024 bertema “Enhancing The Contribution of Oil and Gas for Future Energy Resiliency”. Terdapat berbagai kompetisi dalam kegiatan ini, antara lain case study competition, business case competition, geothermal study case competition, mud innovation competition, paper and poster competition, dan petrosmart competition. Tim Catty Fairy lolos ke final setelah menduduki peringkat kedua dari 22 tim yang bersaing.

Tim yang beranggotakan Fayza Anissa, Asri Permatasari S., dan Jovita Vala M. M., mengusulkan pengembangan transisi energi di bidang oil and gas dengan penerapan teknologi CCUS (Carbon Capture, Utilisation, and Storage) sebagai upaya mencapai Net Zero Emission 2050 di Indonesia.

“Penyediaan kasus mulai dari problem statement, data, objectives, dan scope mengarahkan kami untuk membuat skema dekarbonisasi di Kalimantan Timur dengan identifikasi beberapa lapangan yang cocok sebagai kandidat source, utility, dan storage,” ujar Fayza.

   

Ketiga bagian tersebut memiliki core masalah serta penyelesaiannya masing-masing. Pada bagian capture, tim ini mengidentifikasi sejumlah teknologi yang dapat menangkap CO2 dengan memperhatikan beberapa parameter, seperti energy consumption, efisiensi, serta cost dari teknologi yang dipakai. Pada bagian utilization, dilakukan analisis performa PAG (Polymer-Alternating-Gas) sebagai metode EOR (Enhanced Oil Recovery) pada lapangan yang dipilih. Terakhir, bagian storage melakukan studi kualitatif terkait formasi geologi yang mampu secara aman dalam penyimpanan CO2 berkelanjutan.

Pelaksanaan lomba memakan waktu hingga empat bulan, terhitung dari pengerjaan abstrak pada seleksi Preliminary Stage. Selain fokus pada aspek teknis, penting bagi tim memiliki visi dan misi yang sama. “Masing-masing dari kami punya latar kesibukan yang berbeda, mulai dari fokus himpunan, organisasi keprofesian maupun akademik. Cukup sulit dalam menyatukan waktu dan pikiran,” ucap Fayza.

Jovita menambahkan bahwa dalam prosesnya sempat mengalami kebuntuan, mulai dari terbatasnya data lapangan serta pengetahuan teknis yang belum didapat dari perkuliahan.

“Kami ini masih semester enam dan belum bisa mengambil mata kuliah EOR. Kami pun berinisiatif untuk menerima bimbingan dengan dosen terkait dan secara tidak langsung jadi menerima perkuliahan,” ujar Jovita. Tak jarang mereka berkonsultasi dengan para expertise di bidangnya.

“Walaupun memakan banyak waktu dan pikiran, proses yang dilalui itu worth it banget. Banyak hal yang bisa didapat dengan ikut perlombaan seperti ini,” ujar Asri.

Mereka berpandangan bahwa dengan mengikuti case study ini dapat mengasah kemampuan berpikir kreatif, kritis, dan inovatif untuk perumusan solusi terutama di bidang oil and gas. Hal ini juga selaras dengan poin kedua tridarma perguruan tinggi, yaitu mengadakan penelitian dan pengembangan.

Reporter: Raja Parmonang Manurung (Teknik Pertambangan, 2021)

Dokumentasi: Tim Catty Fairy

[ad_2]

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *