[ad_1]


Surabaya

Silent majority atau mayoritas yang diam merupakan salah satu istilah dalam pemilihan umum (Pemilu) yang masih terdengar asing bagi sebagian orang. Meski begitu, suara dari silent majority disebut-sebut mampu mengerek angka kemenangan seorang calon. Apa itu silent majority?

Istilah ini sebenarnya sudah digunakan sejak lama. Kelompok silent majority bisa menjadi penentu kemenangan salah satu calon dalam sebuah kontestasi politik. Bagaimana sejarahnya?

Apa Itu Silent Majority?

Melansir Cambridge Advanced Learner’s Dictionary (1995), silent majority artinya mayoritas yang diam. Silent majority adalah kelompok orang dalam jumlah besar yang belum menyatakan pendapat tentang sesuatu.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara menurut Collins Dictionary, silent majority memiliki beberapa arti. Di antaranya, silent majority adalah kelompok tertentu yang pendapatnya cenderung sangat berbeda dengan pendapat yang paling sering terdengar.

Silent majority juga diartikan sebagai mayoritas orang yang dianggap moderat dan terlalu pasif dalam menyatakan pandangan atau pilihan. Mereka juga disebut sebagai mayoritas kelompok orang yang tidak vokal, blak-blakan atau aktif secara politik.

Sejarah Silent Majority

Dalam dunia politik, silent majority disebut sekelompok orang yang diam dan tidak pernah mengungkapkan pendapat tentang pilihannya. Mereka juga tidak pernah terlibat dalam diskusi terbuka soal pilihan tertentu.

Dirangkum dari Political Dictionary, Warren Harding menjadi orang yang pertama kali menggunakan istilah silent majority dalam dunia politik saat kampanye presiden tahun 1919. Istilah ini semakin populer pada 1960 saat digunakan Richard Nixon untuk menggalang semangat para pemilih.

Pada pidatonya tahun 1969, Nixon menggunakan istilah silent majority untuk menarik pemilih. Ia berkeyakinan silent majority mendukungnya meski tidak pernah mengikuti jajak pendapat.

Silent Majority dan Pemilu

Istilah silent majority masih digunakan dalam dunia politik hingga saat ini. Sejak dipakai Nixon 50 tahun lalu, silent majority menggambarkan sekelompok pemilih yang sikapnya tidak dianggap populer atau trendi. Para politisi pun menggunakan istilah silent majority untuk menarik pemilih yang merasa menjadi bagian dari kelompok yang dilupakan.

Jika ditarik ke Pemilu, silent majority mengacu masyarakat yang tidak pernah menyatakan dukungannya kepada salah satu calon. Mereka lebih memilih menjaga pendapatnya dan tidak mendukung salah satu calon secara terbuka.

Meski seolah tak terlihat, silent majority memiliki kekuatan untuk menjadi penentu kemenangan seorang calon dalam Pemilu. Alasannya sederhana, karena jumlah silent majority sangat besar. Calon yang berhasil menarik dukungan silent majority, maka ia berpeluang menang Pemilu.

Simak Video “Lihat Kecurangan Pemilu? Laporkan di kecuranganpemilu.com
[Gambas:Video 20detik]
(irb/sun)

[ad_2]

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *