[ad_1]
Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
News
Selasa, 02/01/2024 14:33 WIB
Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati percaya diri perekonomian Indonesia akan tumbuh di kisaran 5% pada tahun 2023. Hal ini sejalan dengan proyeksi beberapa lembaga internasional a.l. IMF dan Bank Dunia, serta konsensus Bloomberg, yakni 5%.
Adapun, lanjut Sri Mulyani, asumsi APBN tercatat sekitar 5,3%. Namun, dia meyakini realisasinya akan mencapai 5,05%. Tahun depan, dia meyakini pertumbuhan ekonomi RI akan mencapai 5,2%.
“Di APBN 5,05% dan tahun depan 5,2%,” ungkapnya dalam Konferensi Pers APBN KITA 2023, Selasa (2/1/2024).
Sejalan dengan pertumbuhan tersebut, inflasi Indonesia sepanjang 2023 tetap rendah, yakni 2,62% secara tahunan. Angka ini berada di bawah asumsi APBN, sebesar 3,6%.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, berada di level Rp 15.255 per dolar AS hingga akhir Desember 2023. Level ini lebih lemah dari asumsi makro sebesar Rp 14.800 per dolar AS. Kemudian, realisasi suku bunga SBN 10 tahun tercatat lebih rendah dari asumsi, yakni 6,68%
“SBN kita tertekan karena 2022 kelihatan capital outflow di SBN kita sangat dalam sehingga kita perkirakan SBN alami tekanan yield, tapi lebih baik hampir 100 bps lebih rendah dari asumsi APBN yang 7,9%,” ujar Sri Mulyani.
Lebih lanjut, lifting minyak dan gas semua di bawah asumsi 2023 maupun di bawah realisasi 2022. Lifting minyak 607.000 barel pada 2023, lebih rendah dari asumsi 660.000 barel dan realisasi 612.000 barel pada 2022. Sri Mulyani juga mengungkapkan lifting gas 964.000 lebih rendah dari asumsi 1,1 juta barel setara minyak.
(haa/haa)
[ad_2]
Source link