[ad_1]

Liputan6.com, Jakarta – Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut tiga Mahfud Md menjelaskan pernyataan yang disalahpahami publik perihal peristiwa korupsi suami disebabkan perlakuan dan tuntutan istrinya. Dia menegaskan, para ibu di Indonesia secara umum baik, sementara contoh kasus tersebut dimuat secara provokatif oleh sebagian media nasional.

“Itu hoaks karena mereka membaca Detik. Baca judulnya detik bukan membaca isinya detik.com, di berita yang lain tidak ada reaksi. yang Detik.com yang direaksi karena judulnya yang provokatif, bahwa perempuan itu penyebab korupsi. Dan sekarang sudah diralat oleh Detik sendiri karena memang judulnya nggak sama dengan isinya,” kata Mahfud di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (22/12/2023).

Mahfud menyatakan, pernyataannya saat menghadiri Halakah Kebangsaan dan Pelantikan Majelis Dzikir Al Wasilah di Kota Padang, Sumatra Barat pada Minggu 17 Desember 2023 lebih menegaskan betapa pentingnya peran ibu bagi negara.

“Saya katakan perempuan itu sangat penting. Itu di Sumbar, ibu-ibu di Sumbar itu melahirkan putra-putra terbaik karena sepak terjang ibunya, ada Hamka, Hatta, Hasyim, Syahrir, tokoh-tokoh nasional yang hebat datang dari sana,” jelas dia.

“Nah saya katakan supaya ibu-ibu melanjutkan peran sebagai ibu, karena surga itu di telapak kaki ibu, sepak terjang ibu-ibu inilah yang menentukan. Jangan sampai terjadi di beberapa kasus, di mana seorang laki-laki itu terjerumus karena perempuannya salah langkah, dan itu kasuistis,” sambungnya.

Menurut Mahfud, media pun turut memuat adanya sejumlah pejabat yang masuk penjara bersama istrinya lantaran terjerat tindak pidana korupsi. Artinya, kasus tersebut memang ada dan yang perlu digaris bawahi adalah kesalahan langkah dari peran pasangan hidup.

“Dan itu kasuistis, ada. Itu ibu yang salah langkah, tapi seluruhnya ibu Indonesia ini secara umum baik, ya kan. Itu kan benar itu, di mana salahnya, bahwa ada orang yang karena istrinya masuk penjara, bahkan bersama istrinya yang gubernur dan bupati itu kan. Tetapi, itu ada, tetapi itu bukan gejala umum, ada,” Mahfud menandaskan.

 

[ad_2]

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *