[ad_1]
Berdasarkan data KPU Provinsi Jambi, total terdapat 1.841 Orang Rimba yang masuk ke dalam daftar pemilih tetap (DPT). Tersebar di Kabupaten Sarolangun, Merangin, Tebo dan Batang Hari. Orang Rimba melakukan pemilihan menyebar di TPS-TPS sekitar lokasi pemukiman mereka bergabung dengan masyarakat desa. Tak ada TPS khusus bagi mereka.
Orang Rimba yang tinggal di dalam Taman Nasional Bukit Dua Belas dan perkebunan sawit di sekitar Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, tersebar di 5 TPS. Orang Rimba telah berdatangan sejak pagi hari guna menyalurkan hak suaranya.
“Di TPS 006 merupakan salah satu TPS yang banyak Orang Rimbanya, jumlah DPT Orang Rimba sekitar 180 pemilih. Namun yang datang memberikan suara sekitar 60 persen,” kata Acep Sutisna, ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 06 Desa Bukit Suban pada 14 Februari 2024.
Sebelumnya, Anggota PPS telah menyalurkan Surat Pemberitahuan memilih atau formulir C6 kepada Orang Rimba. Lalu ditindak lanjuti melalui grup WhatsApp RT 38.
Acep menyebutkan banyak faktor yang membuat Orang Rimba tidak menggunakan hak pilihnya. Diantaranya, rendahnya tingkat pendidikan yang berpengaruh pada kemampuan literasi mereka dalam pemilu.
“Dalam pencoblosan, Orang Rimba yang tidak bisa membaca dapat didampingi oleh anggota keluarga berdasarkan rapat di KPU kemarin,” kata Acep.
Menggunakan hak suara bagi Orang Rimba bukan perkara mudah. Pasalnya pemilu kali ini juga bertepatan dengan musim buah. Hampir seluruh Orang Rimba tinggal jauh ke dalam Rimba untuk memanen buah-buah yang matang. Hal ini juga menjadi salah satu faktor alpanya beberapa pemilih di TPS.
Bagi Orang Rimba yang mengikuti Pemilu, mereka harus mengalokasikan waktu untuk bermalam di dekat desa dan mencoblos. Lalu kemudian masuk ke dalam rimba untuk panen buah kembali.
“Ake keluar sebentar untuk pemilu, nanti belik lagi,” kata Meluring (32) di pondoknya yang berada di dalam Taman Nasional.
Ini adalah kali ketiga Meluring ikut dalam pemilu. Pada pemilihan kali ini Meluring mengaku sudah memilih salah seorang calon presiden. Sebelum akhirnya memilih satu nama, Meluring telah mengetahui mengenai kandidiatnya melalui tontonan televisi ketika ia berkunjung ke desa terdekat dan dari konten sosial media.
“Harapan kami semoga Presiden yang terpilih melihat kami yang tinggal di dalam hutan, peduli pada kami memberikan bantuan,” sebutnya.
Meriau (45) salah seorang pemilih Orang Rimba yang tinggal di dalam perkebunan kepala sawit menyatakan harapan yang sama. Siapa pun presiden terpilih nanti, hendaknya mengunjungi dan memperhatikan Orang Rimba.
“Bisa bertemu dengan Orang Rimba. Jadi mengetahui apa yang dibutuhkan oleh Orang Rimba,” katanya.
Meriau sejak lama berharap punya sumber penghidupan yang jelas dan tidak terus menerus menumpang dalam perkebunan kelapa sawit. Ingin mendapat pengakuan sebagai warga negara dan memiliki tempat hidup yang layak.
Namun apa daya, hingga kini harapannya masih menjadi harapan. Mereka tetap berupaya mengikuti bagian penting dalam kehidupan bernegara dengan harapan bisa mendapatkan perhatian dari negara untuk solusi paling tepat bagi kelangsungan hidupnya di masa depan.
[ad_2]
Source link