[ad_1]

Jakarta

Autisme spectrum disorder (ASD) merupakan suatu gangguan perkembangan dan perilaku pada anak. Beberapa ciri yang dapat dijumpai pada anak ASD seperti rendahnya kemampuan komunikasi sosial, minat yang terbatas, dan perilaku berulang tanpa tujuan.

Berdasarkan data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) prevalens ASD 1 di antara 59 anak dan rasio antara laki-laki dibandingkan perempuan adalah 4,5 berbanding 1. Peningkatan prevalens ASD ini mungkin sebagian disebabkan karena semakin jelinya para tenaga Kesehatan melakukan identifikasi menggunakan beberapa perangkat untuk deteksi dini ASD, peningkatan kesadaran sosial orang dan orang tua, serta semakin berkembanganya modalitas intervensi terapi.

Anak ASD sering disertai dengan beberapa kondisi kesehatan, seperti disabilitas intelektual, kejang, gangguan pencernaan, gangguan tidur, gangguan sensori, gangguan cemas, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif.

Beberapa masalah Kesehatan dapat memengaruhi kemajuan anak ASD dalam menjalankan terapi, sehingga patut dilakukan identifikasi masalah medis tersebut, dan melakukan penanganan secara komprehensif. Beberapa masalah Kesehatan akan dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut:

Gangguan Saluran Pencernaan

Anak dengan ASD memiliki kemungkinan mengalami masalah pada saluran pencernaan sebanyak lebih dari empat kali lipat dibandingkan dengan anak pada umumnya. Gangguan saluran pencernaan yang biasa dialami berupa konstipasi, diare serta nyeri perut berulang. Namun, diagnosa gangguan pencernaan pada anak dengan ASD sering menjadi penyulit karena seringkali mereka tidak dapat mengutarakan hal yang dialami secara verbal atau sulit untuk menjelaskan sumber ketidaknyamanan mereka. Akibatnya, gejala yang muncul biasanya merupakan gejala tidak spesifik seperti sikap ingin marah, melukai diri sendiri, meringis, hiperaktivitas, bahkan kecemasan.

Gejala di saluran cerna merupakan gejala yang paling sering dijumpai, sehingga harus selalu ditanyakan kondisi ini, terutama masalah konstipasi atau buang air besar yang keras dan sulit. Perlu penanganan yang optimal terhadap masalah konstipasi, karena dapat memengaruhi luaran terapi yang dilakukan pada anak.

Gangguan Makan

Masalah makan umum terjadi pada anak dengan autisme. Umumnya anak dengan autisme makan dengan pola yang tidak teratur, takut untuk mencoba makanan baru, atau menjadi sangat pemilih terhadap makanan yang ingin dimakan. Masalah makan mungkin menjadi suatu masalah yang sangat meresahkan untuk keluarga dan apabila tidak segera diatasi, maka anak berisiko untuk mengalami keterlambatan pertumbuhan-perkembangan, kekurangan gizi hingga malnutrisi atau stunting yang tentunya akan turut memengaruhi perkembangan intelektual serta fungsi adaptif anak.
Sebaiknya orangtua selalu berkonsutasi dengan tenaga Kesehatan untuk mengatasi masalah makan pada anak, sehingga dapat mencegah malnutrisi pada anak.

Gangguan Tidur

Gangguan tidur kerap kali dijumpai pada anak dengan autisme. Masalah tidur ini mencakup kesulitan untuk mulai tidur, sering terbangun atau bangun tidur yang terlalu awal. Masalah tidur ini akan berdampak pada aktivitas anak sehari-hari, interaksi sosial, pencapaian akademis, serta akan memengaruhi kualitas hidup orangtua atau pengasuh. Sehingga penting untuk mengimplementasikan praktik sleep hygiene seperti menerapkan jam tidur yang konsisten setiap hari, matikan lampu dan pastikan lingkungan tidur tenang, hindari konsumsi kafein dan makanan terlalu berat sebelum tidur, dan jauhkan gadget dari lingkungan tidur.

Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Anak-anak dengan ASD seringkali mengalami ADHD secara bersamaan. Dengan adanya gejala ADHD, diagnosis maupun intervensi terhadap ASD menjadi lebih menantang. Gejala ADHD pada anak dengan ASD bisa diamati sebagai kesulitan dalam mempertahankan fokus, impulsivitas dan hiperaktivitas yang semakin memperburuk interaksi sosial dan komunikasi. Penyesuaian intervensi untuk mengatasi tantangan ASD-ADHD sangatlah penting agar performa kehidupan bisa tetap terjaga

Obesitas

Penelitian membuktikan bahwa anak dengan ASD memiliki peningkatan peluang lebih dari 50% untuk mengalami obesitas. Anak dengan ASD seringkali memiliki kebiasaan pola makan yang buruk maupun jarang melakukan aktivitas fisik. Bahkan, beberapa obat untuk autism juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Sehingga dengan mengetahui keterkaitan antara ASD dan risiko obesitas, pendekatan dapat dilakukan untuk mendukung gaya hidup yang lebih sehat dan aktif bagi anak dengan ASD.

Gangguan Mental

Anak dengan autisme juga rentan mengalami gangguan mental seperti gangguan mood dan gangguan cemas. Gangguan mood yang dapat terjadi bisa berupa depresi dan gangguan bipolar. Perhatian perlu ditingkatkan pada anak dengan ASD terutama di kelompok usia praremaja atau remaja yang mengalami perubahan nafsu makan, sering gelisah, lebih sering menangis, ada kecenderungan ingin melukai diri sendiri, kepercayaan diri menurun hingga berat badan yang turun drastis.

Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)

OCD adalah suatu kondisi munculnya pikiran atau obsesi yang menghasilkan kecemasan yang signifikan, diikuti oleh perilaku kompulsif atau tindakan yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan tersebut. Anak dengan ASD dan OCD seringkali menunjukkan ciri-ciri yang tumpang tindih, seperti perilaku berulang, memiliki rutinitas yang baku, dan kesulitan dalam interaksi sosial. Sehingga, anak dengan ASD yang juga mengalami OCD akan mengalami gangguan fungsional dan sosial yang lebih berat.

Dengan mengetahui masalah kesehatan yang rentan dialami oleh anak dengan autisme, orangtua dapat dengan segera mencari solusi dan pertolongan kepada dokter lebih awal sehingga buah hati dapat mendapatkan pertolongan segera.

*Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – RSCM

(jat/jat)

[ad_2]

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *