[ad_1]


Internasional

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia

News

Selasa, 24/10/2023 07:00 WIB





Foto: Ledakan akbiat serangan udara Israel di Jalur Gaza. (REUTERS)


Jakarta, CNBC Indonesia – Perang yang dideklarasikan Israel ke Hamas masih terus berlangsung. Negeri Yahudi dilaporkan masih terus melakukan serangan udara bahkan selama 24 jam ke Gaza, di wilayah kanton yang dikuasai Hamas.

Israel juga dilaporkan berjanji meningkatkan pemboman terhadap daerah itu. Padahal warga sipil yang tewas terus bertambah.


Berikut updatenya seperti dikutip oleh CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Selasa (24/10/2023).

5.000 Warga Gaza Tewas

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 5.000 orang telah terbunuh di daerah itu sejak Israel melancarkan serangan udara sebagai tanggapan atas serangan Hamas dua minggu lalu. Angka bertambah seiring 300 serangan dalam 24 jam yang dilancarkan Israel.

“Sebanyak 2.000 korban tewas adalah ana-anak,” kata kementerian, dikutip AFP.

Total Korban Tewas Mencapai 6.493

Dengan kekerasan yang terus berlangsung, kini total korban tewas dalam perang Hamas vs Israel mencapai 6.493. Ini merupakan akumulasi dari seluruh korban jiwa, bak Gaza, Tepi Barat, maupun Israel.

Di Gaza, berdasarkan update terbaru 5.000 lebih orang tewas. Sementara di Tepi Barat ada 93 orang meregang nyawa karena serangan Israel.

Di Israel sendiri ada 1.400 orang tewas. Angka ini tak bertambah dan paling banyak di 7 Oktober, saat Hamas pertama kali menyerang.

Sementara itu, di Gaza dilaporkan 14.254 orang lainnya terluka. Belum ada data terbaru di Tepi Barat dan Israel.

Hamas Bebaskan Sandera

Di sisi lain, Hamas mengatakan pihaknya telah membebaskan dua sandera, yang diidentifikasi sebagai Nurit Cooper dan Yochved Lifshitz. Kelompok itu mengatakan “kemanusiaan yang mendesak” menjadi alasannya.

Kelompok militan tersebut mengatakan melalui saluran Telegramnya bahwa pembebasan tersebut ditengahi melalui pemerintah Mesir dan Qatar. Hamas diperkirakan menyandera sekitar 222 orang.

Keluarga Lifshitz, 85, mengonfirmasi kepada NBC News tentang pembebasan sandera. The Times of Israel juga melaporkan bahwa kedua wanita lanjut usia tersebut berasal dari Nir Oz.

Yocheved Lifshitz sendiri juga berusia 85 tahun. Reuters mengonfirmasi Hamas mengumumkan bahwa dia akan dibebaskan.

Sementara Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyebutnya sebagai “propaganda”. Bahkan Menteri Luar Negeri Antony Blinken menyatakan skeptis bahwa mereka akan dibebaskan.

Perlu diketahui, pekan lalu, sandera Amerika juga dibebaskan Hamas. Mereka adalah ibu dan putrinya Natalie dan Judith Raanan.

Puluhan Truk Bantuan Menyeberang ke Gaza

Di sisi lain, konvoi 20 truk berisi pasokan medis, makanan dan air melewati Penyeberangan Rafah ke Gaza Sabtu. Sementara 14 truk lainnya menyeberang pada Minggu.

David Satterfield, Utusan Khusus untuk Masalah Kemanusiaan Timur Tengah, mengatakan bantuan tersebut akan terus mengalir setiap hari. Tujuannya adalah agar aliran bantuan terus mengalir ke Gaza.

Satterfield mengatakan bahwa Hamas, telah diperingatkan untuk tidak mengganggu dan menghentikan kucuran bantuan untuk masyarakat Gaza. Potensi invasi darat Israel ke Gaza juga dapat mempersulit penyaluran bantuan.

Ada juga kekhawatiran mengenai akses warga Palestina terhadap air, di mana Satterfield mengatakan AS bekerja sama dengan pemerintah Israel untuk memulihkan jaringan pipa air. Satterfield mengatakan salah satu dari dua jalur pipa utama telah dipulihkan dan mereka sedang mengerjakan jalur lainnya.

Bantuan Turki dan Palang Merah Mesir

Sementara itu, Turki juga mengatakan pihaknya telah mengirimkan lebih banyak pasokan bantuan ke Jalur Gaza. Pernyataan ini dikeluarkan sehari setelah pesawat kepresidenan yang membawa pasokan medis dan 20 petugas kesehatan mencapai Mesir.

Kementerian Pertahanan negara tersebut mengatakan dalam sebuah postingan di X bahwa sebuah pesawat militer yang membawa paket bantuan, yang sebagian besar terdiri dari pasokan medis, berangkat dari Ankara menuju Mesir.

Bulan Sabit Merah Mesir juga mengatakan telah mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui perbatasan Rafah. Ini menjadi gelombang ketiga pengiriman bantuan ke wilayah kantong yang terkepung.

“Bulan Sabit Merah Mesir telah mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza untuk disalurkan ke Bulan Sabit Merah Palestina sebagai tahap ketiga,” tulisnya di Instagram.

“Bantuan tersebut disiapkan dengan kebutuhan medis dan bantuan dasar,” tambahnya.

Hamas Rudal Pasukan Israel di Darat, 1 Tewas

Hamas terlibat dengan pasukan Israel yang menyusup ke Jalur Gaza pada hari Minggu, menurut sayap bersenjata kelompok Palestina, Brigade Qassam. Kelompok tersebut mengatakan penyusupan terjadi di timur Khan Younis di wilayah selatan Gaza.

“Pejuang terlibat dengan pasukan penyusup, menghancurkan dua buldoser dan sebuah tank dan memaksa pasukan mundur, sebelum mereka kembali dengan selamat ke pangkalan,” kata pernyataan itu.

Tentara Israel juga telah mengkonfirmasi satu tentara tewas dan tiga lainnya terluka dalam serangan ke Gaza pada hari Minggu. Mereka menambahkan bahwa tujuannya adalah untuk menemukan tawanan yang ditahan oleh Hamas.

Israel Tangkap Warga Palestina di Tepi Barat dan Hebron

Israel dilaporkan menangkap banyak warga Palestina, Senin. Kabar ini disampaikan oleh pihak berwenang dan media, Senin.

Setidaknya 120 warga Palestina, termasuk 40 pekerja dari Gaza dan 59 di Hebron. Lebih dari 1.200 warga Palestina telah ditangkap oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki sejak 7 Oktober.

Israel Bom Mesjid di Tepi Barat

Militer Israel melancarkan serangan udara ke sebuah masjid di Tepi Barat. Hal ini menewaskan sedikitnya dua orang dalam apa yang oleh para pejabat Palestina disebut sebagai “eskalasi berbahaya”.

Masjid tersebut, mengutip New York Post, berada di kamp pengungsi Palestina yang padat di Jenin, Tepi Barat bagian utara. Militer Israel mengatakan pihaknya menargetkan “kompleks teror” bawah tanah di bawah masjid, yang dikatakan digunakan oleh Hamas dan Jihad Islam untuk mengatur serangan yang akan segera terjadi.

“Bom waktu,” kata Letkol Richard Hecht, juru bicara militer Israel, menyebut aktivitas yang terjadi di bawah masjid. Klaim tersebut belum diverifikasi secara independen.

Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut serangan itu sebagai eskalasi berbahaya dalam penggunaan pesawat tempur. Kementerian menyebut dalam sebuah pernyataan bahwa Israel tampaknya membawa taktik yang digunakan di Jalur Gaza ke Tepi Barat.

Setelah jeda selama hampir dua dekade, Israel melanjutkan serangan udara terbatas di Tepi Barat pada bulan Juli. Sebagian besar menggunakan drone, selama dua hari pengepungan dengan dalih untuk membasmi kelompok bersenjata.

Amnesty Internasional Kecam Inggris

Kelompok hak asasi manusia Amnesty International mengecam Inggris. PM Inggris Rishi Sunak dan anggota parlemen senior oposisi Lisa Nandy disebut telah “mengurangi” beratnya pelanggaran hak asasi manusia Israel di Jalur Gaza.

“Dengan menolak untuk mengutuk pelanggaran hukum internasional, dengan tidak mengatakan dengan jelas bahwa pembatasan air dan makanan yang dilakukan Israel adalah hukuman kolektif dan kejahatan perang, dan bahwa perintah evakuasi Israel sama dengan pemindahan paksa, para politisi Inggris mengurangi dampak tindakan Israel,” kata Sacha Deshmukh, kepala eksekutif Amnesty International Inggris dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Al Jazeera.

Sunak dan Nandy, sekretaris kabinet bayangan untuk pembangunan internasional, menghadapi reaksi keras karena menolak mengutuk blokade total Israel terhadap Jalur Gaza selama wawancara.

Josep Borrell Serukan Jeda Kemanusiaan

Josep Borrell menggemakan seruan Sekjen PBB Antonio Guterres untuk melakukan gencatan senjata. Ini guna mengizinkan lebih banyak truk bantuan memasuki Jalur Gaza.

“Sekarang yang paling penting adalah bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza,” kata Borrell kepada wartawan ketika dia tiba untuk pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Luksemburg.

“Saya tidak dapat mengantisipasi hasil pertemuan tersebut, namun hal ini tentunya merupakan sesuatu yang harus didiskusikan oleh para menteri… Sekretaris Jenderal PBB sangat memintanya,” kata diplomat utama blok tersebut.

“Secara pribadi, saya pikir jeda kemanusiaan diperlukan agar bantuan kemanusiaan bisa masuk dan didistribusikan,” tambahnya.

Kapal Perang AS Mendekat

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melakukan percakapan dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tentang perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung dan status Gaza. Paman Sam kembali menekankan dukungannya ke negeri Yahudi itu.

Di sisi lain, kekhawatiran mengenai risiko konflik Timur Tengah yang lebih luas yang dipicu oleh perang Israel-Hamas juga membuat AS mengirimkan lebih banyak aset militer ke wilayah tersebut. Terutama untuk menahan kelompok pendukung Hamas di Lebanon dan Suriah.

Di negara tetangga Suriah, di mana pendukung utama Hamas, Iran, mempunyai kehadiran militer, rudal Israel menghantam bandara internasional Damaskus dan Aleppo pada Minggu. Menurut media lokal, ini menewaskan sedikitnya dua pekerja.

Di Lebanon selatan, tempat Hizbullah yang didukung Iran melakukan baku tembak lintas perbatasan dengan Israel untuk mendukung Hamas, Israel mengatakan pesawatnya membom sasaran Sabtu. Hizbullah, dimyat Reuters, mengatakan enam pejuangnya tewas.

“Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan Lebanon bahwa penduduk Lebanon akan terkena dampaknya jika negaranya terlibat dalam perang Israel-Hamas,” kata Departemen Luar Negeri AS.

6 Kapal Perang China Masuk Timur Tengah

China dilaporkan menempatkan enam kapal perangnya di Timur Tengah. Setidaknya kapal-kapal tersebut sudah berada selama seminggu lebih di kawasan tersebut.

Mengutip South China Morning Post (SCMP) dan Sputnik, mereka adalah angkatan laut ke-44 militer China (PLA), yang sebelumnya telah melakukan latihan bersama dengan Oman. Terdiri dari kapal perusak berpeluru kendali Tipe 052D, fregat Jingzhou dan kapal pasokan terintegrasi Qiandaohu.

Hal ini dilakukan persis saat AS juga mengirim USS Gerald R Ford, kapal induk paling canggihnya, bersama dengan kelompok tempurnya ke kawasan Asia Barat. Di sisi lain, militer Israel telah memperingatkan bahwa Hizbullah yang didukung Iran, berisiko menyeret negara tetangganya Lebanon ke dalam perang, dan mengatakan rudal anti-tank ditembakkan dari Lebanon pada hari Minggu.

Mengutip Wion, saat ini status kapal perang tersebut saat ini tidak diketahui. Namun laporan ini bertepatan dengan seruan Presiden Xi Jinping untuk gencatan senjata dan koridor kemanusiaan di Gaza.

Komentar Xi sempat disampaikan dalam pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Mesir Mostafa Madbouly di sela-sela Forum Belt and Road (BRI) di Beijing, pekan lalu. Media pemerintah mengutip Xi yang mengatakan kepada Madbouly bahwa China mendukung upaya Mesir untuk membiarkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Korut Salahkan AS soal Gaza

Korut kembali buka suara soal konflik antara Israel dan kelompok pejuang Gaza Palestina, Hamas. Kali ini, negara pimpinan Kim Jong Un itu menunjuk pihak yang diklaim bertanggung jawab atas konflik ini.

Kantor Berita Pusat Korut (KCNA) Senin, mengabarkan bahwa konflik Timur Tengah adalah tragedi yang seluruhnya diciptakan oleh AS. Menurut Pyongyang, Washington hanya memihak Israel dalam konflik tersebut.

“AS telah menutup mata terhadap Israel, pendudukan ilegalnya atas wilayah Palestina, serangan bersenjata yang terus menerus, jatuhnya korban sipil, dan perluasan pemukiman Yahudi,” kata media pemerintah itu dikutip Radio Free Asia (RFA).

KCNA sendiri tidak menyoroti langkah yang dilakukan Presiden AS Joe Biden dalam meredakan konflik itu, utamanya dalam menekan agar Israel tidak menginvasi Gaza. Kantor berita itu mendesak kecaman internasional terhadap AS.

“Sentimen global menunjukkan bahwa stabilitas dan keamanan planet ini terancam oleh kebijakan luar negeri AS yang terlalu mementingkan diri sendiri dan berstandar ganda,” tambah KCNA.

“Komunitas internasional harus memperhatikan dengan cermat kegilaan AS dan dengan tegas mengecam serta menentang upaya berbahaya dan salah arah tersebut,” tambahnya.

Seruan Pyongyang kepada komunitas internasional bertepatan dengan upaya Moskow untuk membentuk “front persatuan” melawan Washington. Kim Jong Un dan pemimpin Rusia Vladimir Putin bertemu di Timur Jauh Rusia bulan lalu, di mana mereka bersumpah untuk membentuk “front persatuan anti-imperialis”.

Titah Baru Xi Jinping

China kembali mengomentari konflik bersenjata Israel-Hamas yang terus terjadi di wilayah Gaza. Pernyataan terbaru Beijing disampaikan oleh pemerintah Presiden Xi Jinping, melalui utusan khusus China untuk Timur Tengah, Zhai Jun, Senin.

Dalam pemaparannya, Zhai menegaskan Beijing bersedia melakukan “apa pun yang kondusif” untuk mendorong dialog, mencapai gencatan senjata, dan memulihkan perdamaian di Timur Tengah. Ia juga menggambarkan potensi konflik berskala besar yang dapat menyebar ke negara-negara tetangga.

“Situasi di Gaza sangat serius. China akan melanjutkan komunikasi yang erat dengan semua pihak di komunitas internasional,” kata Zhai, yang baru-baru ini menghadiri pertemuan puncak perdamaian di Kairo, seperti dikutip Al Jazeera.

“China telah dan akan terus memberikan bantuan kemanusiaan darurat kepada warga Palestina melalui PBB dan saluran bilateral untuk membantu meringankan krisis kemanusiaan,” tambah Zhai.

Ucapan Zhai ini mengulangi pernyataan Menteri Luar Negeri China Wang Yi beberapa waktu lalu. Kepada Pangeran Faisal bin Farhan dari Arab Saudi, Wang mengatakan Israel harus “menghentikan hukuman kolektif terhadap rakyat Gaza”.

Wang menegaskan kepada Pangeran Faisal bahwa semua pihak tidak boleh mengambil tindakan apa pun untuk memperburuk situasi. Ia menegaskan semua yang terlibat harus kembali ke meja perundingan sesegera mungkin.

“(Israel) harus mendengarkan dengan sungguh-sungguh seruan komunitas internasional dan Sekretaris Jenderal PBB, dan menghentikan hukuman kolektif terhadap rakyat Gaza,” tambah Wang.

Putin Bantu Hamas?

Perang antara kelompok milisi Palestina Hamas dengan Israel telah menyeret beberapa negara adidaya dunia untuk ikut andil dalam menyelesaikannya. Salah satu negara tersebut adalah Rusia, di mana Moskow meminta agar kedua pihak menahan diri.

Namun dalam beberapa pernyataannya, Putin tidak menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Israel dan juga tidak mengutuk Hamas. Ini berbeda dengan yang dilakukan negara-negara Barat.

Putin justru menyalahkan Barat dan AS atas serangan brutal tersebut dan menyerukan pembentukan negara Palestina. Pernyataan ini pun mendapat pujian dari Hamas.

Sejumlah ahli menuduh Rusia mendukung Hamas dan Iran. Apalagi dengan fakta bahwa hubungan Moskow dengan Barat, yang menjadi sekutu Israel, memanas pasca serangan ke Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menambahkan suaranya pada kasus konflik ini. Menyalahkan Moskow karena mendukung operasi Hamas “dengan satu atau lain cara”.

Dalam sebuah laporan Foreign Policy in Focus, dukungan Rusia juga dikatakan terungkap. Sesaat sebelum serangan ke Israel, para pemimpin Hamas dan Jihad Islam diklaim memperoleh transfer uang dalam jumlah besar, menggunakan pertukaran mata uang kripto Garantex yang berlokasi di Moskow.

Diketahui, Rusia merupakan wilayah yang paling tidak dapat dikendalikan Barat. Apalagi pasca serangannya ke Ukraina yang membuat Negeri Beruang Putih terputus dari jaringan Barat.

Penulisnya, Tatyana Ivanova, juga memaparkan bahwa Putin memiliki sejarah panjang dengan musuh Israel seperti Hizbullah dan Hamas. Menurutnya, saat ini Moskow sedang berupaya untuk membangun posisinya sebagai mediator konflik Timur Tengah yang efektif.

“Itulah sebabnya, selama dua hari terakhir, Putin mengulangi pernyataan bahwa serangan itu terjadi karena upaya AS untuk “memonopoli pengaturan” konflik antara Israel dan Hamas dan tidak diikutsertakannya Rusia dalam perundingan normalisasi Timur Tengah,” tulisnya Senin.

“Secara taktis, perang skala besar antara Hamas dan Israel dan kemungkinan eskalasinya di seluruh kawasan akan membantu Rusia mengalihkan perhatian masyarakat dunia dari agresi dan kejahatan perangnya di Ukraina,” katanya.



Saksikan video di bawah ini:

Video: Mantan Intel Israel Prediksi Perang Di Gaza Bakal Setahun


(sef/sef)


[ad_2]

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *