[ad_1]
Diperbarui: 31 Desember 2023 10:18
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Sejak ketua KPU RI Hasyim Asy’ari menegaskan, bahwa pendaftaran Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres pada pilpres 2024 ini tak bermasalah, meskipun dalam pasal 13 PKPU Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden yang belum direvisi, terdapat batas usia minimum capres dan cawapres adalah 40 tahun sedangkan Gibran tahun ini baru saja menginjak usia 36 tahun.
Gibran merupakan anak sulung Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi. Gibran merupakan Wali Kota Surakarta periode 2021-2026 sejak dilantik tanggal 26 Februari 2021. Ia juga merupakan seorang wali kota termuda dalam sejarah kota Surakarta karena, pada saat dilantik Gibran masih berusia 33 tahun.
Pada saat Prabowo Subianto Ketua Umum Partai Gerindra mengumumkan bahwa Gibran sebagai cawapres yang akan mendampinginya, tentu disambut baik oleh generasi muda di Indonesia. Namun ada juga yang menentang hal tersebut.
Bagi beberapa orang, Gibran dianggap masih terlalu muda untuk mencalonkan diri sebagai cawapres dan pengalaman Gibran dibidang politik juga masih belum cukup untuk ia memikul tanggung jawab yang besar dalam pemerintahan.
“Meskipun Gibran memiliki potensi yang baik untuk bisa maju sebagai cawapres karena ketika kita memiliki pemimpin yang masih muda, maka ia akan mampu mengerti apa yang dibutuhkan anak muda untuk memajukan bangsa. Tetapi karena Gibran masih muda maka dia mungkin masih kurang berpengalaman untuk menangani tanggung jawab sebagai wakil presiden.” Ujar Yuni.
“Mungkin lebih tepat jika dia menunggu dan mengumpulkan lebih banyak pengalaman sebelum mencalonkan diri sebagai wakil presiden, dengan menunggu hingga pemilihan presiden berikutnya, Gibran dapat terus memperkuat dan memperdalam pemahamannya tentang politik, sehingga ketika saatnya tiba, dia akan lebih siap untuk mengemban peran sebagai wakil presiden.” Tambahnya.
Yuni menafsirkan bahwa majunya Gibran sebagai cawapres 2024 mengandung pro dan kontra dikalangan generasi muda, karena mengandung nilai positif juga negatif. Nilai positifnya bisa dilihat dari usia Gibran yang masih muda, maka tentu lebih paham dan mengerti yang dibutuhkan oleh anak-anak muda Indonesia. Sedangkan nilai negatifnya yakni Gibran masih perlu banyak mempelajari dinamika politik untuk bisa menanggung tanggung jawab sebagai wakil presiden.
Berbeda dengan Yuni, Ilham berpendapat bahwa majunya Gibran merupakan gebrakan baru pada pilpres 2024. “Mas Gibran sama pak Prabowo merupakan pasangan yang pas. Pak Prabowo yang berpengalaman digabungkan dengan mas Gibran yang masih muda yang pastinya banyak ide baru dan energi untuk mengelola negara.” Kata Ilham.
“Kalau pasangan calon presiden yang seperti ini justru yang dicari, satunya matang dan berpengalaman satunya muda, energik, dan yang pastinya paham arah pikir anak muda lainnya. Tidak harus orang yang tua terus yang memimpin di luar negeri juga ada kok yang lebih muda dari mas Gibran tapi sudah menjadi presiden. Jujur aku sendiri tidak masalah kalau mas Gibran maju jadi Cawapres bareng pak Prabowo.” Tambah Ilham.
Senada dengan Ilham, Arin juga berpendapat bahwa “Mungkin pendapat saya berbeda dengan beberapa orang yang merasa bahwa usia muda Gibran Rakabuming Raka bisa menjadi pertimbangan terkait pengalaman dan kematangan dalam dunia politik. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa perspektif generasi muda dapat membawa ide segar dan inovasi.” Kata Arin.
“Tapi sebenarnya menurut saya, umur tidak menjadi patokan selama generasi muda bisa berkembang dan bisa diterima aspirasinya karna Indonesia juga membutuhkan generasi muda yang kuat.” Tambahnya.
[ad_2]
Source link
Phenomenal, great job