[ad_1]
Komisi pemilihan Rusia melarang mantan jurnalis TV, Yekaterina Duntsova, maju dalam Pilpres 2024. Langkah Duntsova untuk menjadi lawan Presiden Rusia Vladimir Putin itu dijegal lewat 100 kesalahan dalam formulir pendaftarannya.
Dilansir BBC, Minggu (24/12/2023), Duntsova merupakan politikus independen yang ingin mencalonkan diri sebagai Presiden Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina. Komisi pemilihan Rusia kemudian dengan suara bulat menolak pencalonan Duntsova.
Penolakan disampaikan tiga hari setelah Duntsova mendaftar. Komisi pemilihan Rusia mengatakan ada 100 ‘kesalahan’ pada formulirnya.
Duntsova mengatakan dirinya akan mengajukan banding atas keputusan tersebut ke Mahkamah Agung. Pemilihan presiden, yang akan diadakan pada Maret 2024, adalah pemilihan presiden pertama di Rusia sejak Putin melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 2022.
Ketua komisi pemilu Rusia, Ella Pamfilova, mengatakan Duntsova tidak akan diizinkan maju ke tahap berikutnya, yakni pengumpulan ribuan tanda tangan pendukungnya. Dia meminta Duntsova menjadi hal ini sebagai pengalaman.
“Anda adalah seorang remaja putri, Anda memiliki segalanya di depan Anda. Segala kekurangan selalu bisa diubah menjadi nilai tambah. Pengalaman apa pun tetaplah sebuah pengalaman,” kata Pamfilova kepada Duntsova setelah keputusan tersebut.
Duntsova telah mendeklarasikan diri akan maju sebagai calon presiden sejak bulan November lalu. Pada saat itu, dia mengatakan ‘Setiap orang waras yang mengambil langkah ini akan merasa takut – namun rasa takut tidak boleh menang’.
Duntsova dikenal sangat vokal mengenai rencananya untuk menjalankan kampanye mengakhiri perang di Ukraina dan membebaskan tahanan politik. Dia juga cepat merespons setelah keputusan komisi.
“Kami akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung, karena keputusan ini tidak berdasarkan hukum,” demikian bunyi pesan di saluran Telegram-nya.
Moskow telah mengesampingkan tokoh-tokoh oposisi selama bertahun-tahun, dan Presiden Putin diperkirakan akan menang pada bulan Maret 2024. Kremlin pun mengklaim Putin mendapat dukungan tulus dari warga Rusia.
Selain Duntsova, ada pula seorang blogger nasionalis pro-perang bernama Igor Girkin (52) yang hendak menantang Putin dalam Pemilu yang dianggapnya palsu itu. Girkin terus mengkritik keras strategi militer Rusia di Ukraina.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
[ad_2]
Source link