[ad_1]
”Menurut para pembelajar asing, mengapa mereka berminat belajar Bahasa Indonesia, karena Bahasa Indonesia itu masuk kategori bahasa modern,” kata Khak dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu.
Namun, modern bukan berarti secara teknologi, kata Khak. Arti dari bahasa modern adalah bahasa yang telah mengalami evolusi. Misalnya dibandingkan dengan bahasa lain, bahasa Indonesia tidak memiliki tense.
Bahasa Indonesia juga tidak mengenal feminim atau maskulin, sehingga hal tersebutlah yang menjadikan Bahasa Indonesia lebih mudah untuk dipelajari.
Untuk semakin menggairahkan masyarakat asing untuk mempelajari Bahasa Indonesia, Khak juga menjelaskan bahwa pihaknya mengadakan Festival Handai Indonesia setiap bulan Oktober sebagai perayaan bulan bahasa. Dalam acara tersebut diadakan lomba seperti menyanyi dalam Bahasa Indonesia, mendongeng, berbalas pantun dan lain sebagainya.
Kemudahan dan keunikan dalam berbahasa Indonesia dikatakan Khak banyak menarik anak-anak muda di luar negeri untuk belajar Bahasa Indonesia. Sehingga di lembaga-lembaga kursus Bahasa Indonesia, banyak peserta yang berasal dari generasi muda.
”Kalau bicara soal minat belajar Bahasa Indonesia di luar, itu yang banyak dari kalangan anak-anak muda. Dari peserta di lembaga kursus itu, memang rata-rata anak muda,” kata Khak.
Kemendikbud mencatat penyebaran negara yang mengajarkan Bahasa Indonesia juga naik signifikan dari 38 negara menjadi 54 negara di dunia. Angka tersebut bahkan melampaui target yang ditetapkan yakni 48 negara.
Untuk itu, Khak pun berpesan agar anak-anak muda di tanah air juga turut belajar berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, Khak juga berharap agar anak-anak muda di Indonesia bangga dalam menuturkan Bahasa Indonesia dibandingkan dengan menggunakan bahasa asing.
Baca juga: Pusat bahasa tanggapi protes Malaysia soal Bahasa Indonesia di UNESCO
Baca juga: Pengakuan UNESCO pintu emas membuanakan Bahasa Indonesia
Baca juga: Kemendikbudristek: Negara yang ajarkan Bahasa Indonesia meningkat
[ad_2]
Source link