[ad_1]
RM.id Rakyat Merdeka – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, resmi membentuk PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports). Perusahaan hasil merger Antara Angkasa Pura (AP) I dan II ini, dipimpin Faik Fahmi.
Faik menyatakan siap memberikan yang terbaik di posisi barunya ini. Mantan Direktur Utama AP I ini, akan melakukan perubahan signifikan terhadap bandara yang dikelolanya, termasuk manajemen operasinya.
“Kami ingin bandara-bandara di Indonesia itu sebagai cermin wajah Indonesia, kebanggaan Indonesia,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka, Jumat (29/12/2023).
Menurut Faik, bandara merupakan etalase sebuah negara. Refleksi masyarakat dunia. “Kalau suasananya bagus, kan membuat persepsi positif buat para pengunjung,” terangnya.
Faik pun langsung action untuk melakukan transformasi secara signifikan, khususnya pada bandara yang kerap dibanjiri wisatawan. “Ini saya lagi di Cengkareng (Bandara Internasional Soekarno-Hatta), survei biar langsung kita eksekusi. Kami ingin melakukan perubahan signifikan di layanan publik yang ada di bandara,” ucapnya.
Untuk transformasi di Bandara Soekarno-Hatta, Faik akan fokus di Terminal 3, baik domestik maupun internasional. “Paling tidak ada perubahan signifikan di layanan publiknya, sehingga seluruh pengguna jasa bisa merasa lebih nyaman dari sebelumnya,” jelasnya.
Selain Soekarno-Hatta, Faik juga bakal fokus mempercantik Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Sekalipun Ngurah Rai sudah kinclong, dirinya menegaskan akan terus melakukan transformasi dan sejumlah perbaikan. Sebab, sampai saat ini masih ada persoalan yang terus berulang, yakni kapasitas.
Baca juga : Menhub Apresiasi Dibentuknya Angkasa Pura Indonesia: Bisa Tingkatkan Layanan
“Dalam waktu enam bulan ke depan ini juga akan ada perubahan signifikan di Bali, terutama akses menuju bandara yang ada di terminal. Nanti akan kami lebarkan,” ucap mantan Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry ini.
Selain itu, dia menyadari akses masuk Bandara I Gusti Ngurah Rai belum elegan. Jalannya berkelok-kelok. Dia berjanji akan mengubahnya.
“Nanti kita akan luruskan, kita bikin lebih lebar, minimal 4 jalur. Terus kiri-kanannya kita bikin tribun sehingga nuansanya dibikin serasa di resort gitu,” jelasnya.
Untuk merealisasikan hal tersebut, Faik menargetkan enam sampai delapan bulan. Begitu juga dengan perubahan di Soekarno-Hatta. “Ada perubahan signifikan lah,” imbuhnya.
Untuk transformasi tersebut, Faik terinspirasi dengan arsitektur beberapa bandara berkelas dunia yang akan dijadikan benchmark. Salah satunya Bandara Changi di Singapura.
“Mudah-mudahan ke depannya ada perubahan signifikan, terus aspek pelayanan publik lebih bagus. Kemudian dari sisi ekonominya juga bisa lebih kuat lagi,” harap mantan Direktur Garuda Indonesia itu.
Terobosan Besar
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, penggabungan AP I dan AP II menjadi InJourney Airports, merupakan terobosan besar dalam sektor industri aviasi. Ditambah lagi dengan kehadiran InJourney Airports dan PT Integrasi Aviasi Solusi atau InJourney Aviation Services (IAS) sebagai subholding InJourney Group.
Baca juga : Faik Fahmi Ingin Jadikan Bandara Cermin Wajah Indonesia
“Dengan transformasi ini, kami berharap pengelolaan bandara bisa lebih terintegrasi dan efisien,” ucap Erick.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengapresiasi dibentuknya InJourney Airport. Menhub menilai, langkah ini dapat semakin meningkatkan pelayanan bandara di Indonesia.
“Ini adalah sebuah konsep clustering atau pengelompokan entitas industri yang sama, agar tercipta suatu efisiensi, sinergi, dan standarisasi layanan bandara, yang akhirnya dapat membuat suatu kekuatan yang lebih besar lagi. Seperti halnya penggabungan Pelindo 1 sampai 4 yang saat ini kinerjanya semakin baik,” ujar Menhub, Jumat (29/12/2023).
Menhub berharap, langkah transformasi ini akan membuat bandara semakin kompetitif dan mampu meningkatkan daya saing industri penerbangan di kancah global.
Sebelumnya, Direktur Utama InJourney Dony Oskaria menyatakan, pihaknya akan menjadikan bandara-bandara di Indonesia lebih sehat dan profitable. Pihaknya juga akan meningkatkan keramahtamahan terhadap pengguna jasa bandara dengan memberikan experience yang lebih berkesan.
“Seperti fit out yang lebih menarik, tenant mixing lebih berkualitas, dan memanjakan para pengguna jasa dengan pelayanan sepenuh hati,” terang Dony.
InJourney Airports akan melayani sekitar 172 juta penumpang per tahun, dan akan berada di urutan ke-5 perusahaan operator bandara terbesar di dunia, mengalahkan Vinci Airports (Prancis) dan GMR Group (India). Dalam beberapa tahun ke depan, InJourney Airports ditargetkan akan menjadi perusahaan pengelola bandara terbesar ke-3 di dunia.
Baca juga : Holding Angkasa Pura Resmi Dibentuk, Faik Fahmi Ditunjuk Jadi Dirutnya
“Dengan memberikan pengalaman yang lebih baik serta merata di seluruh bandara di Indonesia, ditambah penataan pada seluruh lini sektor pariwisata, maka potensi untuk mendatangkan wisatawan akan lebih terbuka lebar,” ujar Dony.
Selain itu, seluruh upaya transformasi ini akan memberikan beragam manfaat baru yang dapat dirasakan oleh masyarakat, khususnya dalam memberikan layanan bagi para pengguna jasa bandara.
“Dengan integrasi bandara tentu akan meningkatkan konektivitas domestik dan internasional, meningkatkan kualitas customer service, serta memperkuat kinerja keuangan perusahaan,” tutur Dony.
Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Sabtu (30/12), dengan judul “Diangkat Jadi Dirut Angkasa Pura Indonesia, Faik Fahmi Akan Jadikan Bandara Cermin Indonesia”.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
[ad_2]
Source link