[ad_1]

Jakarta

Dalam beberapa tahun terakhir, kesehatan mental jadi isu yang sering diperbincangkan, terutama bagi generasi Z di Indonesia. Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak 6,1% penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental.

Selain itu, menurut dr. Khamelia Malik dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), angka kesakitan dan kematian meningkat hingga 200% di masa remaja akhir.

Kesehatan mental gen Z masih menjadi isu terkini yang perlu mendapatkan perhatian dari banyak pihak, karena nyatanya masih banyak dari mereka yang belum menyadari betapa pentingnya kesehatan mental diri sendiri maupun orang lain.

Ada sejumlah hal yang menyebabkan memburuknya kesehatan mental bagi gen Z, salah satunya masalah keuangan atau finansial. Jika perlu penanganan profesional, mereka juga dianjurkan untuk pergi ke psikolog agar kesehatan mentalnya terjaga atau tidak memburuk.

Lantas, bagaimana cara mengatur keuangan gen Z untuk merawat kesehatan mentalnya?

Menurut perencana keuangan Andy Nugroho, jika remaja merasa butuh penanganan dari profesional seperti psikolog atau psikiater, mereka harus alokasikan dana konsultasi tersebut ke dalam kebutuhan prioritas.

“Misalnya kita merasa jasa psikolog ini merupakan satu kebutuhan yang harus kita penuhi, oke masukkan aja dia dalam kebutuhan prioritas kita,” kata Andy saat dihubungi detikcom, ditulis Sabtu (30/12/2023).

Gen Z dapat mengatur keuangannya untuk berkonsultasi dengan profesional dengan melakukan estimasi biaya yang mungkin dikeluarkan untuk konsultasi. Andy menekankan bahwa penting untuk menyisihkan uang khusus untuk melakukan konsultasi dengan psikolog atau psikiater jika mereka perlu penanganan profesional. Setelah itu, mereka dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya.

“Kita kan sudah bisa nebak biayanya berapa kalau konsultasi dengan psikolog, ya. Baru deh kemudian kebutuhan-kebutuhan lainnya, termasuk makan sehari-hari,” tambah Andy.

Andy menyarankan ketika mereka baru saja menerima uang atau mendapatkan penghasilan, sebaiknya mereka segera menyisihkan sejumlah uang untuk kebutuhan prioritasnya, yang salah satunya adalah untuk berkonsultasi dengan profesional.

Selain itu, Andy juga menyarankan untuk mengatur skala prioritas mereka dengan bijak, sehingga mereka dapat menentukan mana yang penting dan harus didahulukan serta mana yang tidak. Hal tersebut bermanfaat untuk menjaga agar keuangan mereka tetap teratur dan mencegah pengeluaran yang berlebihan.

“Tapi tiga hal ini tadi kita bikin skala prioritas termasuk itu tadi ya, mana yang bersifat kewajiban buat kita, termasuk misalnya kita perlu sering berkonsultasi dengan psikolog. Nah, itu memasukkan sebagai prioritas kebutuhan kita. Jadi, ketika gajian, terima income, sisihkan langsung untuk 3 hal ini. Tadi selebihnya baru deh kita gunakan untuk kebutuhan yang lainnya,” ujar Andy.

(fdl/fdl)

[ad_2]

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *