[ad_1]

JAKARTA Pengungsi Rohingya telah bersinggah di Indonesia sejak lama. Kedatangannya telah disambut dengan baik oleh penduduk lokal sejak 2015 dan 2020.

Namun tingginya lonjakan pengungsi di Indonesia memunculkan stigma negatif di Indonesia, khususnya masyarakat Aceh. Akibatnya ada dugaan terkait sindikat perdagangan manusia dan tindak pidana.




Melansir Asia Today, Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengungkapkan adanya dugaan perdagangan manusia terkait banyaknya imigran gelap Rohingya yang masuk ke Indonesia, khususnya Aceh.

Jokowi menegaskan akan menindak lanjuti kasus perdagangan manusia terkait masuknya pengungsi Rohingya. Ia menambahkan akan memberi bantuan sementara kepada pengungsi Rohingya, dengan tetap mengedepankan kepentingan masyarakat setempat.

Berdasarkan data yang diberikan Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Indonesia terutama Aceh tidak pernah menganggap Rohingya sebagai penduduk karena adanya trauma peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya.

Pada awalnya warga Aceh menerima baik kedatangan mereka. Namun akibat pengungsi Rohingya melakukan nilai-nilai tidak bermoral, hingga kabur ke kota dan menyeberang jalan tol, membuat warga menjadi gusar.


Follow Berita Okezone di Google News


Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya

Tidak hanya itu, tentu saja Indonesia tidak punya kewajiban untuk menampung dan merawat pengungsi secara penuh. Direktur Asia Selatan dan Tengah Kementrian Luar Negeri (Kemlu), Y. Jatmiko Heru Prasetyo menegaskan Indonesia tidak berkewajiban menampung pengungsi Rohingya.

Meskipun demikian, tentu Indonesia terus memonitor para pengungsi. Indonesia tetap akan mengakomodasi kebutuhan pengungsi Rohingya, karena aspek rasa kemanusiaan.

[ad_2]

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *