[ad_1]
Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
News
Senin, 25/12/2023 16:50 WIB
Foto: Ledakan tungku PT ITSS, Morowali yang menyebabkan kebakaran hebat. (Dok.katsaing ketua Exco Partai Buruh Kab Morowali )
Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah insiden terjadi pada Minggu (24/12/2023) di kawasan industri yang dikelola PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Sulawesi Tengah.
Salah satu tungku fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) stainless steel yang dioperasikan PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (PT ITSS) mengalami ledakan hebat sekitar pukul 06.15 WITA, Minggu (24/12/2023). Adapun tungku yang meledak yakni tungku no.41.
Peristiwa ini pun merenggut nyawa pekerja. Tercatat, 13 pekerja, terdiri dari 9 pekerja Indonesia dan 4 pekerja asal China, meninggal dunia. Sementara itu, sebanyak 46 korban terluka umumnya disebabkan karena terkena uap panas.
Manajemen PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) telah membentuk tim penanganan dampak kecelakaan kerja di lokasi pabrik.
“Manajemen PT IMIP telah menanggung seluruh biaya perawatan dan perawatan korban pascakecelakaan, serta santunan bagi keluarga korban. Kami juga telah menyerahkan 1 (satu) jenazah korban kepada keluarga korban,” ungkap Media Relations Head PT IMIP Dedy Kurniawan dalam keterangan tertulis, Minggu (24/12/2023).
Merespons adanya peristiwa ini, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) pun langsung memerintahkan pihak kawasan untuk mengutamakan penanganan korban.
“Pihak Kemenko Maritim dan Investasi telah meminta pihak Kawasan untuk mengutamakan penanganan korban dan keluarga mereka,” kata Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Kemenko Marves Septian Hario Seto lewat keterangan tertulis, Minggu (24/12/2023).
Seto mengatakan pihak kawasan telah membentuk tim khusus yang bertanggung jawab atas penanganan pasca kecelakaan, termasuk dukungan emosional bagi keluarga korban dan analisis menyeluruh atas penyebab kecelakaan. Langkah ini, kata dia, untuk memastikan bahwa semua aspek kecelakaan ini ditangani dengan serius dan profesional.
“Kami meminta penyelidikan menyeluruh untuk mengetahui penyebab kecelakaan ini dan agar pihak kawasan berkomitmen untuk transparansi dan akan membagikan informasi segera setelah tersedia,” kata dia.
Seto mengatakan guna memastikan kecelakaan ini ditangani serius, pihaknya juga akan segera mengirimkan tim. “Untuk memastikan bahwa semua aspek penanganan kecelakaan ini berjalan sesuai rencana, tim dari Kemenko Marves akan segera berangkat untuk memeriksa kondisi di lapangan,” kata dia.
Lantas, siapakah pemilik PT ITSS ini?
Mengutip data Kementerian ESDM, PT Indonesia Tshingshan Stainless Steel (PT ITSS) ini sebagian besar dimiliki oleh investor China. 50% saham PT ITSS dimiliki oleh Tsingshan Holding Group Company Limited, lalu 20% dimiliki Ruipu Technology Group Company Limited, 10% Tsingtuo Group Co Ltd, 10% Hanwa Company Limited, dan 10% sisanya dimiliki investor asal Indonesia, yaitu PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Kementerian ESDM menyebut, PT ITSS ini merupakan pemegang Izin Usaha Industri (IUI), sehingga kewenangan pengawasan berada di bawah Kementerian Perindustrian.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, pada 2018, di Kawasan Industri IMIP ini memproduksi stainless steel hingga 3 juta ton per tahun, di mana 1 juta ton per tahunnya dihasilkan oleh PT ITSS, selebihnya dihasilkan oleh PT Sulawesi Mining Investment (SMII) 1 juta ton dan PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry (GCNS) 1 juta ton.
Di Kawasan Industri Morowali, Tsingshan dan Bintang Delapan Group disebutkan menanamkan investasinya sekitar US$ 6 miliar. Dari investasi di Morowali ini, Indonesia menjadi salah satu produsen stainless steel yang diperhitungkan di pasar global.
(wia)
[ad_2]
Source link