[ad_1]
Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
News
Selasa, 02/01/2024 20:10 WIB
Jakarta, CNBC Indonesia – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan perusahaan migas asal Rusia, yakni Zarubezhneft, akan keluar dari proyek gas di RI pada tahun 2024 ini.
Pasalnya, proses peralihan hak partisipasi atau participating interest (PI) Zarubezhneft kepada perusahaan lain di Blok Tuna, Kepulauan Natuna, ini ditargetkan dapat tuntas pada tahun tahun ini.
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengungkapkan, proses pencarian operator pengganti Zarubezhneft di Blok Tuna masih berlangsung. Dari proses tersebut, diketahui ada beberapa perusahaan yang menaruh minat menggantikan Zarubezhneft.
Nanang pun berharap proses divestasi Zarubezhneft di Blok Tuna dapat segera tuntas pada tahun ini. Pasalnya, gas yang diproduksikan dari Blok Tuna sendiri telah memiliki calon pembeli dari Vietnam.
“Kalau gasnya nanti rencananya akan disalurkan ke Vietnam. Memang ada batas waktu ya, mudah mudahan di tahun ini selesai dari kepastian siapa,” ujar Nanang ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (02/01/2024).
Sebagaimana diketahui, Blok Tuna sendiri dikelola oleh perusahaan asal Inggris Harbour Energy melalui Premier Oil Tuna B.V. Sementara Zarubezhneft sendiri merupakan perusahaan migas milik Pemerintah Rusia yang memegang hak partisipasi sebesar 50% di Blok Tuna melalui anak usahanya, ZN Asia Ltd.
Beberapa waktu lalu, Nanang membeberkan rencana pengembangan Blok Tuna yang dikelola oleh perusahaan asal Inggris Harbour Energy melalui Premier Oil Tuna B.V. terimbas sanksi Uni Eropa dan pemerintah Inggris. Pasalnya, partner mereka di blok tersebut yakni Zarubezhneft berasal dari Rusia.
Oleh sebab itu, Zarubezhneft pun akhirnya memutuskan untuk hengkang dari proyek tersebut. Mengingat Harbour Energy telah diwanti-wanti oleh pemerintah setempat untuk tidak bertransaksi apalagi berpartner dengan perusahaan asal Rusia.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan terdapat 4-5 perusahaan yang antri untuk menggantikan perusahaan migas Rusia yakni Zarubezhneft di dalam pengelolaan Blok Tuna.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji. Meki demikian, Tutuka tidak dapat membeberkan secara rinci perusahaan-perusahaan yang dimaksud.
Hanya saja, 4-5 perusahaan tersebut berasal dari dalam dan luar negeri, serta mempunyai pengalaman dan kondisi keuangan yang mumpuni.
“Sisa 4-5. Saya nggak bisa sampaikan karena itu B to B, tapi ada perusahaan cukup kompeten secara finansial maupun teknis, ada dari dalam ada dari luar negeri,” kata Tutuka di Gedung Kementerian ESDM, Senin (16/10/2023).
(wia)
[ad_2]
Source link