[ad_1]
dampak banjir dengan enam sistem subkluster yang bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dalam penanganan krisis. “Ada enam sistem subkluster dengan tujuan meningkatkan koordinasi, kolaborasi dan integrasi dalam penanggulangan krisis,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati kepada pers di Jakarta, Sabtu.
Pertama, subkluster pelayanan kesehatan yang bertugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan terutama pelayanan pertolongan darurat prafasilitas pelayanan kesehatan dan rujukan.
Kedua, subkluster pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan yang bertugas melakukan pengendalian penyakit dan upaya kesehatan lingkungan. Ketiga, subkluster kesehatan reproduksi, yang pastinya bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan reproduksi.
Keempat, subkluster kesehatan jiwa yang
bertugas menyelenggarakan upaya penanggulangan masalah kesehatan jiwa dan psikososial secara optimal. Kelima, subkluster pelayanan gizi yang bertugas menyelenggarakan pelayanan gizi.
Dinkes DKI Jakarta telah mengingatkan masyarakat mengenai penyakit yang sering muncul saat musim hujan dan banjir seperti diare dan demam tifoid (bakteri yang menyebar melalui makanan dan air).
Selain itu dermatitis (peradangan pada kulit), leptospira (bakteri), tetanus, gigitan ular serta Demam Berdarah Dengue (DBD). Sampai 8 Januari 2024, angka kejadian (incidence ratio) DBD 34,71 per 100.000 penduduk.
Lalu menerapkan 5M Plus, yakni pertama, menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan penampungan air seperti bak mandi, ember air dan lain-lain.
Kedua, menutup rapat tempat-tempat penampungan air. Ketiga, mendaur ulang atau memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menimbulkan perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah.
Keempat, mengganti air di pot tanaman setiap hari dan kelima menimbun barang-barang bekas atau plastik sampah yang digenangi air hujan seperti ban bekas. Plus-nya, yaitu melakukan pencegahan DBD saat musim hujan.
[ad_2]
Source link